Siapa Ulama Turki Fethullah Gulen yang Meninggal Dunia?

CNN Indonesia
Selasa, 22 Okt 2024 17:45 WIB
Ulama besar muslim Turki, Fethullah Gulen, meninggal dunia di Amerika Serikat pada Minggu (20/10) malam pekan lalu.
Profil ulama Turki Fethullah Gulen meninggal dunia. (AFP PHOTO / Thomas URBAIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ulama besar muslim Turki, Fethullah Gulen, meninggal dunia di Amerika Serikat pada Minggu (20/10) malam pekan lalu.

Al Jazeera melaporkan bahwa Gulen meninggal di usia 83 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar kematian Gulen ini menjadi kabar nasional di Turki. Sebab, Gulen merupakan sosok yang fenomenal di negara mayoritas Islam Syiah tersebut. Sejumlah media Turki turut memberitakan kabar kematian Gulen.

Profil Fethullah Gulen

Fethullah Gulen lahir di Provinsi Erzurum, Turki, pada 27 April 1941. Ia dikenal sebagai cendekiawan muslim yang sangat berpengaruh di negaranya. Sebab, ia punya organisasi yang sering melakukan bantuan-bantuan kemanusiaan bernama Hizmet.

Sebagai cendekiawan muslim, Gulen sudah pandai membaca dan menghafal Al-Quran sejak kecil. Selain itu, ia juga dikenal pandai dalam hal akademik. Oleh karena itu, ketika tumbuh besar, ia dijuluki Hodjaefendi atau guru yang dihormati.

Gulen memulai perjalanannya sebagai ulama muslim pada 1959. Saat itu, ia diangkat menjadi imam besar di masjid agung yang ada di Kota Erdine. Nama Gulen di Turki pun kian naik daun saat dirinya menjadi pendakwah besar pada 1960.

Oposisi Erdogan

Fethullah Gulen pernah menjadi sekutu politik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, selama beberapa tahun. Ia selalu menjadi orang di balik kesuksesan Erdogan selama memimpin Turki, dikutip dari Al Jazeera.

Namun, hubungan Gulen dan Erdogan mulai retak saat dirinya dituduh terlibat kasus korupsi pada 2013. Hubungan keduanya kemudian makin rusak lantaran Gulen diduga menjadi "otak" di balik upaya kudeta Erdogan sebagai Presiden Turki pada 2016 silam.

Saat itu, Erdogan mengeklaim bahwa Gulen dan Hizmet telah bertanggung jawab dalam upaya kudeta terhadap dirinya. Erdogan juga menyebut organisasi tersebut seperti "kanker" yang kala itu mengganggu stabilitas politik di Turki.

Meskipun akhirnya gagal, upaya kudeta Erdogan sebagai Presiden Turki pada 2016 dilaporkan telah menewaskan sekitar 250 orang. Selain itu, upaya kudeta ini juga membuat Turki dilanda kerusuhan di mana-mana.

Usai gagal melakukan kudeta, organisasi Hizmet yang dipimpin Gulen pun dibubarkan oleh pemerintah Turki. Selain itu, ratusan sekolah, media, dan perusahaan yang diduga berafiliasi dengan organisasi tersebut juga ikut ditutup.

Meski dituding terlibat, Gulen menyangkal bahwa dirinya menjadi dalang dalam upaya kudeta Presiden Turki pada 2016. Ia menilai tuduhan tersebut sebagai tuduhan tidak berdasar yang telah menurunkan martabat dan harga dirinya.

Selain itu, Gulen juga sangat mengutuk upaya kudeta tersebut. "Sebagai seseorang yang menderita berbagai kudeta militer selama lima dekade terakhir, sungguh menghina dituduh memiliki hubungan apa pun dengan upaya semacam itu," kata Gulen dilansir The Strait Times.

Gulen sendiri sudah berada di AS untuk melakukan perawatan medis sejak lama. Namun, ia menolak pulang ke Turki karena menghindar dari upaya penyelidikan pemerintah terhadap kasus kudeta 2016.

(gas/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER