Cerita Mantan WNI Perdana 'Nyoblos' di Pilpres AS 2024

CNN Indonesia
Kamis, 07 Nov 2024 17:45 WIB
Salah satu WNI yang kini telah berkewarganegaraan Amerika Serikat menceritakan pengalaman ikut memberi suara di pemilihan presiden atau Pilpres AS 2024.
Salah satu WNI yang kini telah berkewarganegaraan Amerika Serikat menceritakan pengalaman ikut memberi suara di pemilihan presiden atau Pilpres AS 2024. (Foto: AFP/KAMIL KRZACZYNSKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu warga Indonesia (WNI) yang kini telah berkewarganegaraan Amerika Serikat menceritakan pengalaman ikut memberi suara di pemilihan presiden atau Pilpres AS 2024.

Mantan WNI bernama Vania mengatakan ini kali pertama dia berpartisipasi dalam pilpres AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum pemilihan, Vania mendapat surat pengingat untuk registrasi sebagai pemilih secara online. Lalu, formular dikirim ke rumah.

"Kita isi, dibulat-bulatin seperti UN gitu," kata Vania saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/11).

AS menerapkan sejumlah aturan yang mempermudah pemilih untuk memberi suara. Warga bisa memilih lebih dulu atau early vote sebelum hari yang sudah ditentukan pemerintah yakni pada 5 November.

Vania memilih early vote di Pilpres ini.

"Aku drop pilihan aku minggu lalu pas Halloween, (31 Oktober) di depan perpustakaan umum di Los Angeles," kata dia.

Saat tiba di lokasi, Vania mendapati dua orang petugas yang sedang menjemput surat suara.

Contok kertas suara Pilpres AS 2024, US ElectionFoto: Dok. Istimewa
Contoh kertas suara Pilpres AS 2024.

"Suratnya ada enam halaman. Karena masih pertama kali vote di US, aku enggak isi semuanya karena ada beberapa yang aku masih belum mengerti," ucap dia.

Vania bercerita dia tak cuma memilih calon presiden dan wakil presiden. Namun, perempuan itu harus memilih measures atau pihak yang mengusulkan perubahan undang-undang.

Misalnya, ada measure yang bertanya untuk menaikkan upah minimum. Jika setuju, warga dianjurkan memilih "yes" dan vote "no" jika tak ingin ada kenaikan upah.

Dalam pemilu, AS juga memiliki sistem popular vote (suara dari rakyat) dan electoral college (suara yang mewakili negara bagian).



Electoral college terdiri dari Elector atau sekelompok orang yang bertugas mewakili tiap negara bagian untuk memilih presiden dan wakilnya dalam pemilu.

Setiap negara bagian mendapat jatah suara Electoral College dengan jumlah yang sama seperti senator dan DPR di negara bagian. Total ada 538 suara Electoral College.

Untuk bisa memenangkan pilpres, kandidat harus memperoleh suara mayoritas college setidaknya 270 dari 538 suara.

Electoral college menuai banyak kritik karena dianggap anti demokratis dan tak mewakili rakyat secara langsung. Vania juga menggemakan narasi serupa.

"Banyak yang merasa votenya don't matter [tidak penting] karena sistem electoral college," ujar dia.

Sistem tersebut juga membuat AS tak bisa disebut negara yang menggelar pemilu secara langsung dengan hasil suara langsung dari rakyat seperti di Indonesia.

"Kalau di AS banyak hitung-hitungannya, agak ribet," kata Vania lagi.

Semarak pilpres AS

Di hari pilpres sesuai ketetapan pemerintah, Vania juga melihat antusiasme warga AS.

"Lumayan antusias sih orang-orang. Hari ini banyak banget yang tempel stiker 'I Voted' di bajunya," kata dia.

Warga yang memilih, lanjut Vania, mendapat stiker itu di dalam paket surat suara yang diterima.

Jika warga yang memilih ke TPS, mereka akan mendapat stiker setelah memberi suara mereka.

AS menggelar Pilpres pada Selasa. Menurut hitung cepat sejumlah media di negara itu, Donald Trump unggul dari Kamala Harris.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER