Prabowo-Biden Satu Suara Serukan Gencatan Senjata di Lebanon
Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sepakat menyerukan gencatan senjata di Lebanon, menyusul invasi Israel di negara tersebut.
Seruan itu terungkap saat mereka bertemu di Washington pada Selasa (12/11) DC dan tertera dalam joint statement Indonesia-AS.
"Kedua pemimpin menegaskan kembali sangat penting mencapai resolusi diplomatik di Lebanon," demikian rilis pernyataan bersama itu, dikutip dari situs resmi Gedung Putih.
Sejak September, Israel intensif menggempur Lebanon. Mereka mengeklaim hanya menyasar infrastruktur milisi Hizbullah.
Namun, pasukan Zionis juga menyerang fasilitas sipil seperti kamp pengungsi di Lebanon.
Serangan Israel semakin meningkat usai membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan penting lain pada September.
Kemudian pada 1 Oktober, Israel meluncurkan invasi ke Lebanon selatan. Hizbullah tak tinggal diam. Kedua pihak ini pun saling serang.
Israel juga menyerang markas UNIFIL selama beberapa pekan terakhir. Mereka berulang kali mengajukan protes dan mewanti-wanti pasukan Zionis.
UNIFIL menyatakan perusakan yang disengaja terhadap properti bisa diidentifikasi sebagai pelanggaran jelas terhadap hukum internasional dan resolusi 1701.
Namun, pasukan Israel mengabaikan protes tersebut. Mereka tetap melakukan serangan hingga menyebabkan sejumlah personel termasuk dari Indonesia terluka.
Pasukan Indonesia di UNIFIL tak gentar. Mereka tetap di sana dan berupaya menjaga perdamaian.
Di kesempatan ini, menurut pernyataan tersebut, Biden memuji peran Indonesia dalam misi penjaga perdamaian pasukan PBB (UNIFIL).
"Presiden Biden menyampaikan apresiasinya atas peran Indonesia dalam misi UNIFIL," demikian pernyataan itu.
Indonesia dan AS lalu menyerukan semua pihak menghormati fasilitas PBB dan melindungi personel pasukan internasional ini.
"[Mereka juga menyerukan semua pihak] menghindari kegiatan militer yang bisa membahayakan personel UNIFIL," lanjut pernyataan bersama.