Israel resmi menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah Lebanon pada Selasa (26/11).
Kesepakatan gencatan senjata ini membuka jalan untuk mengakhiri konflik antara kedua pihak yang sudah meletus sejak September lalu.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hizbullah ini bermula saat Israel disebut bakal menyetujui gencatan senjata di Lebanon pada pekan lalu.
Saat itu, juru bicara pemerintah Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bakal menyetujui rencana tersebut usai berdiskusi dengan sejumlah pejabat pada Minggu (25/11).
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah Israel bakal memberikan suara pada pemungutan resolusi gencatan senjata di Lebanon pada Selasa (27/11) dan berharap resolusi tersebut bisa langsung disahkan.
Seorang pejabat Lebanon yang tidak disebutkan namanya pada Senin (26/11) malam juga menyampaikan hal yang sama.
Pejabat itu menyebut bahwa Israel bakal segera menyetujui gencatan senjata dengan Lebanon. Ia bahkan mengeklaim bahwa resolusi itu bakal segera berlaku dalam "waktu 24 jam."
Pada Selasa (26/11), Israel resmi menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah. Kesepakatan ini juga sudah mulai berlaku sejak Rabu (27/11) lalu.
Hizbullah pun mengeklaim kesepakatan gencatan senjata Israel ini sebagai kemenangan mereka atas Israel. Klaim ini disampaikan Hizbullah dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Rabu lalu.
"Kemenangan dari Tuhan Yang Maha Esa adalah sekutu dari tujuan yang benar," demikian pernyataan Hizbullah, dikutip AFP.
Selain mengeklaim kemenangan atas Israel, dalam pernyataannya, Hizbullah juga menegaskan mereka akan terus membantu Palestina untuk melanjutkan perlawanan terhadap Negeri Zionis.
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hizbullah ini mencakup beberapa hal, termasuk penarikan penarikan pasukan Zionis dari Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Kesepakatan yang dimediasi Amerika Serikat dan Prancis itu mengakhiri konfrontasi mematikan antara Israel dan Hizbullah yang semakin memanas selama beberapa bulan terakhir.
Dilansir Al Jazeera, pada kesepakatan ini, Israel akan secara bertahap menarik pasukannya dari Lebanon selatan.
Sementara itu, tentara Lebanon akan diterjunkan bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL PBB di wilayah perbatasan tersebut.
(gas/rds)