Rusia Prediksi Kemungkinan Perang dengan NATO 10 Tahun ke Depan

CNN Indonesia
Rabu, 18 Des 2024 11:20 WIB
Rusia memprediksi kemungkinan perang dengan NATO dalam dekade mendatang sehingga menegaskan prioritasnya mempersiapkan militer perang melawan aliansi tersebut.
Rusia memprediksi kemungkinan perang dengan NATO dalam dekade mendatang sehingga menegaskan prioritasnya mempersiapkan militer perang melawan aliansi tersebut. (Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov mengatakan Negeri Beruang Merah harus mempersiapkan diri perang melawan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) karena keterlibatan mereka dalam perang di Ukraina.

Belousov menyarankan hal itu lantaran ia memprediksi konflik terbuka kemungkinan akan pecah antara Rusia dan NATo dalam 10 tahun mendatang. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat rapat dengan Presiden Vladimir Putin pada Senin (16/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegiatan Kementerian Pertahanan didasarkan pada[...]memastikan kesiapan penuh untuk menghadapi skenario apa pun dalam jangka menengah, termasuk kemungkinan konflik militer dengan NATO di Eropa dalam dekade mendatang," kata dia dalam rapat bersama Putin seperti dikutip Politico.

Menurut Belousov, aktivitas NATO menimbulkan ancaman bagi Rusia. Ia lantas menyebut hasil konferensi tingkat tinggi (KTT) aliansi itu pada Juli sebagai salah satu bukti.

Hasil KTT itu di antaranya membentuk bantuan keamanan dan pelatihan bagi Ukraina (NATO Security Assistance and Training for Ukraina/NSATU), menyediakan peralatan sistem pertahanan udara, dan mengutuk negara yang mendukung Rusia selama konflik.

Beberapa bulan lalu, Amerika Serikat juga mengizinkan Ukraina menggunakan senjata canggih jarak jauh mereka untuk menyerang Rusia.

"Ini juga tercermin dalam dokumen-dokumen doktrinal AS dan negara-negara NATO lain," ujar Belousov.



Belousov juga menggarisbawahi Rusia harus menyelesaikan perang dengan Ukraina.

Lebih lanjut, dia mengatakan Rusia telah mengambil inisiatif dalam pertempuran dan bermaksud menguasai sepenuhnya wilayah Luhansk, Zaporizhzhia, Kheron, dan Donest di Ukraina. Negeri Beruang Merah mencaplok keempat wilayah itu pada September 2022.

Di saat yang sama, Putin turut menyalahkan NATO karena ketegangan yang mereka ciptakan di perbatasan.

Menurut Putin negara-negara NATO meningkatkan anggaran militer dan kehadiran mereka di perbatasan Rusia.

"Jumlah pasukan Amerika di Eropa sudah mencapai 100.000" ujar dia.

Putin juga menyebut Amerika Serikat menakut-nakuti Rusia. Selain itu, negara-negara Barat terus mengirim senjata hingga instruktur ke Ukraina dan memberikan pelatihan untuk para personelnya.

"Karena ini, Rusia mendekati garis merah, yang mana Rusia tak lagi mundur dan mulai merespons," kata Putin.

Pernyataan Menhan Rusia dan Putin muncul usai presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mencoba menghentikan perang di antara kedua negara Eropa Timur itu.

"Kami akan membuat sedikit kemajuan, ini sulit, ini buruk, ini buruk," kata Trump pada Senin.

Dia lalu menyarankan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap membuat kesepakatan.

Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Sejak saat itu pertempuran terus terjadi. Komunitas internasional berulang kali mengajukan proposal perdamaian untuk mengakhiri perang.

Namun, hingga saat ini tak ada satupun proposal yang disetujui Rusia dan Ukraina.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER