Negara Tetangga RI Geger Ritual Sekte Sesat Bikin Bocah 8 Tahun Tewas
Negara tetangga yang berbatasan laut dengan Indonesia, Australia, geger dengan ritual sekte agama yang menyebabkan bocah 8 tahun, Elizabeth Struhs, meninggal dunia.
Sthrus didiagnosis penyakit diabetes tipe-1 pada 2019 dan harus diberi insulin saat kambuh. Pada Januari 2022, dia kambuh. Namun, anggota sekte justru menjalankan ritual tanpa memberikan insulin.
Mereka berdoa dan bernyanyi di sekitar Sthrus. Setelah dia berhenti bernapas, mereka tetap memohon campur tangan Tuhan untuk memberi kesembuhan ke bocah tersebut. Insiden ini terjadi di rumahnya di Toowoomba, sebelah barat Brisbane.
Kasus tersebut lalu diselidiki dan sampailah ke meja hijau. Sidang berlangsung selama sembilan pekan dengan menghadirkan 60 saksi serta berbagai bukti.
Dalam persidangan, pengadilan mendengar sekte itu hampir terbatas ke tiga keluarga dan bertemu tiga hari dalam sepekan. Mereka tak menganut agama apapun.
Namun, kelompok itu menganggap diri sebagai orang Kristen yang mengikuti Alkitab. Mereka percaya melalui doa orang bisa menerima Roh Kudus dan bisa berbicara dalam bahasa roh.
Prinsip utama mereka adalah kekuatan penyembuhan Tuhan. Kelompok ini juga menolak pengobatan konvensional yang dianggap beberapa orang sebagai "ilmu sihir."
Hakim Mahkamah Agung Brisbane, Martin Burns, kemudian menyatakan orang tua Struhs dan 13 anggota sekte itu bersalah pada Rabu (29/1).
Burns mengatakan kematian Sthrus "tak bisa dihindari" usai kelompok itu gagal memberi insulin atau mencari bantuan medis ketika dia sekarat.
Dalam putusan itu, Burns jua mengatakan Sthrus merupakan anak yang ceria dan bahagia.
"Yang dirawat penuh kasih sayang dan dipuja oleh semua anggota gereja," ujar dia dalam putusan tersebut, dikutip CNN.
"Namun, karena keyakinannya yang kuat akan kekuatan penyembuhan Tuhan, yang menurut orang tuanya dan anggota Gereja lain tidak memungkinkan untuk menggunakan perawatan atau pengobatan medis apa pun, ia kehilangan satu hal yang pasti akan membuatnya tetap hidup, insulin," imbuh dia.
Pemimpin sekte itu, Brendan Stevens, dan ayah Elizabeth, Jason Struhs, awalnya didakwa atas pembunuhan karena lalai.
Namun, keduanya dinyatakan bersalah atas dakwaan yang lebih ringan, yakni pembunuhan karena Burns tak yakin bahwa mereka "tahu Elizabeth kemungkinan besar akan mati."
(isa/rds)