Trump Tunda Naikkan Tarif Impor Kanada-Meksiko, Bagaimana Nasib China?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump setuju untuk menunda penerapan tarif impor tinggi terhadap barang-barang Kanada dan Meksiko selama 30 hari ke depan.
Keputusan ini setelah Trump melakukan pembicaraan telepon secara terpisah dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.
Trudeau dan Cheinbaum masing-masing sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum di perbatasan, sebagai tanggapan atas tuntutan Trump untuk menindak tegas imigran dan penyelundupan narkoba.
Kanada setuju untuk menambah personel dan penjagaan di sepanjang perbatasan dengan Amerika Serikat, dan meluncurkan upaya kerja sama untuk memerangi kejahatan terorganisir, penyelundupan narkoba fentanil, hingga pencucian uang.
Sementara itu Meksiko setuju untuk memperkuat perbatasan utara, dengan 10 ribu anggota Garda Nasional untuk membendung arus imigrasi ilegal dan narkoba. Sebaliknya, AS berkomitmen mencegah perdagangan senjata ke Meksiko.
Lihat Juga : |
"Sebagai presiden, adalah tanggung jawab saya untuk memastikan keselamatan semua warga AS. Saya sangat senang dengan hasil awal ini," kata Trump.
Meski sepakat menunda penetapan tarif tinggi atas Meksiko dan Kanada, namun aturan ini akan tetap berlaku atas produk-produk impor China.
Bagaimana nasib China?
Dilansir Reuters, sejauh ini belum ada kesepakatan penundaan pemberlakuan tarif atas produk China.
AS akan memberlakukan tarif impor produk China sebesar 10 persen, mulai Selasa (4/2) pukul 12.00 waktu Amerika Serikat. Trump juga disebut mungkin akan menaikkan tarif lebih tinggi atas Beijing.
"China berharap akan berhenti mengirim fentanil kepada kami (AS), dan jika tidak, tarifnya akan jauh lebih tinggi," kata trump.
Sebelumnya, pemerintah China menegaskan narkoba jenis fentanil adalah masalah yang harus dihadapi AS. China juga menegaskan akan menyeret kasus penerapan tarif tinggi ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Meski masih membuka pintu untuk melakukan perundingan dengan AS, namun China juga menegaskan akan melakukan tindakan balasan atas penerapan tarif impot tinggi tersebut.
(dna/bac)