Hamas dan Israel melakukan pertukaran sandera untuk kali kelima pada Sabtu (8/2). Hamas akan membebaskan tiga warga Israel, sementara Israel melepaskan 183 tahanan Palestina dari penjara mereka.
Pertukaran ini tetap berjalan meskipun kawasan Timur Tengah saat ini tengah riuh karena pernyataan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan agar Gaza dikosongkan dari penduduknya dan dikelola oleh AS.
Dikutip dari AFP, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengonfirmasi daftar nama sandera yang akan dibebaskan. Hamas juga telah mengumumkan identitas tiga orang tersebut, yakni Eli Sharabi, Or Levy, dan Ohad Ben Ami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah upaya pembebasan sandera lainnya, Yarden Bibas, mantan sandera yang dibebaskan Hamas pekan lalu menyerukan kepada Netanyahu agar segera mengupayakan pembebasan istri dan kedua anaknya yang masih berada di Gaza.
"Perdana Menteri Netanyahu, saya berbicara langsung kepada Anda, tolong bawa kembali keluarga saya, teman-teman saya, dan semua orang ke rumah mereka," ujar Bibas dalam pesan pertamanya kepada publik sejak dibebaskan melansir AFP.
Hamas sebelumnya justru mengklaim bahwa istri Bibas, Shiri, serta dua anaknya, Ariel dan Kfir yang merupakan sandera termuda telah meninggal dunia. Namun, pihak Israel belum memberikan konfirmasi resmi mengenai kabar tersebut.
Sejauh ini, Israel dan Hamas telah menyelesaikan empat pertukaran tahanan sejak tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dimulai. Dalam kesepakatan awal ini, kelompok militan Palestina telah membebaskan 18 sandera, sementara Israel telah membebaskan sekitar 600 tahanan Palestina.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat bertujuan untuk membebaskan total 33 sandera dalam periode 42 hari.
Tahap kedua dari perundingan ini rencananya akan dimulai pada Senin mendatang, tapi hingga kini belum ada kepastian mengenai perkembangan negosiasi tersebut.
Jika negosiasi tahap kedua berhasil, diharapkan lebih banyak sandera yang akan dibebaskan dan dapat membuka jalan bagi penghentian agresi Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Pada hari itu, Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel dan menculik 251 orang ke Gaza. Hingga kini, masih terdapat 76 sandera yang belum dibebaskan, di mana 34 di antaranya dilaporkan telah tewas menurut militer Israel.
Sementara itu, serangan membabi-buta Israel telah menyebabkan lebih dari 47.500 orang tewas di Gaza, mayoritas merupakan warga sipil.
(afp/tst/vws)