Iran sedang mempertimbangkan untuk memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke Teluk Oman.
Dilansir dari AFP, Teheran saat ini dilanda segudang masalah mulai dari kemacetan parah, penurunan tanah, hingga polusi udara. Oleh sebab itu, pemerintah mulai berpikir untuk memindahkan ibu kota guna mengatasi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani pada Januari mengatakan pemerintah sedang mempelajari kemungkinan relokasi.
"Wilayah Makran sedang dipertimbangkan secara serius," katanya, seperti dikutip AFP.
Makran adalah daerah pesisir di Teluk Oman yang sebagian besar belum berkembang. Wilayah ini membentang di provinsi Sistan-Baluchistan yang miskin dan sebagian provinsi Hormozgan.
Area ini berulang kali disebut sebagai calon ibu kota baru Iran.
"Makran, 'Surga yang hilang', harus diubah menjadi pusat perekonomian masa depan Iran dan kawasan," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam pidatonya, Minggu (16/2).
Presiden Iran Masoud Pezeshkian baru-baru ini menghidupkan kembali gagasan tersebut. Dia menggarisbawahi masalah yang dihadapi Teheran, seperti kemacetan, kurangnya air, salah urus sumber daya, polusi udara ekstrem, hingga penurunan tanah.
Gagasan pemindahan ibu kota sendiri sudah muncul beberapa kali sejak Revolusi Islam 1979. Namun, proposal tersebut sering ditangguhkan karena dinilai tak realistis lantaran butuh biaya dan logistik yang tak sedikit.
Anggota parlemen Ali Khazaei sempat mengatakan kota apa pun yang dipilih nantinya, harus mempertimbangkan "budaya Iran yang kaya."
Teheran sudah ditetapkan sebagai ibu kota Iran sejak 1786 oleh Agha Mohammad Khan Qajar. Selama lebih dari dua abad, wilayah ini berfungsi sebagai pusat politik, administrasi, dan budaya Iran.
Provinsi Teheran saat ini menjadi rumah bagi sekitar 18 juta orang. Menurut gubernur Mohammad Sadegh Motamedian, wilayah ini juga didatangi sekitar dua juta orang pada siang hari.
Kota Teheran terletak di dataran tinggi di kaki pegunungan Alborz yang tertutup salju. Kota ini berpadu dengan gedung-gedung tinggi modern, istana-istana bersejarah, pasar yang ramai, dan taman-taman yang rindang.
Makran, sementara itu, terkenal dengan desa-desa nelayannya, pantai-pantai berpasir, dan sejarah kuno yang berasal dari zaman Alexander the Great.
"Ini akan menjadi langkah yang benar-benar salah karena Teheran betul-betul mewakili Iran," kata insinyur berusia 28 tahun Kamyar Babaei, seorang penduduk ibu kota.
"Kota ini adalah simbol dinasti Qajar yang bersejarah simbol modernitas, dan kehidupan perkotaan," tambahnya.
(blq/bac)