Temuan Awal Air India: Sakelar Bahan Bakar Terputus sebelum Kecelakaan

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Jul 2025 06:15 WIB
Hasil laporan awal penyelidikan Air India menemukan sakelar bahan bakar berubah ke "cut off" sebelum kecelakaan. (REUTERS/Adnan Abidi)
Jakarta, CNN Indonesia --

India merilis hasil laporan awal kecelakaan dari Air India yang menewaskan lebih dari 270 orang pada Juni 2025. Laporan itu menemukan pergerakan sakelar mesin dalam kecelakaan fatal Air India.

Berdasarkan laporan tersebut, tiga detik setelah lepas landas, sakelar pemutus bahan bakar mesin pesawat hampir secara bersamaan beralih dari posisi "run" ke "cutoff," sehingga mesin kekurangan bahan bakar.

Menurut laporan yang dirilis pada Sabtu (12/7) oleh tim investigasi kecelakaan penerbangan India, seperti diberitakan Reuters, Boeing BA.N 787 Dreamliner langsung kehilangan daya dorong dan jatuh.

Dalam perekam suara kokpit, terdengar seorang pilot bertanya kepada pilot lainny, "Mengapa mematikan bahan bakar?" Pilot lainnya menjawab ia "tidak melakukannya," kata laporan itu.

Laporan tersebut tidak mengidentifikasi pernyataan mana yang dibuat oleh kapten pesawat, dan mana yang dibuat oleh kopilot, atau pilot mana yang menyampaikan "Mayday, Mayday, Mayday" tepat sebelum kecelakaan.

Di lokasi kecelakaan, kedua sakelar bahan bakar ditemukan dalam posisi "run," dan laporan tersebut mengatakan ada indikasi kedua mesin menyala kembali sebelum kecelakaan di ketinggian rendah.

Percakapan pilot Air India

Kedua pilot tersebut merupakan pilot jet berpengalaman dengan total jam terbang sekitar 19.000 jam, termasuk lebih dari 9.000 jam terbang di pesawat 787.

Laporan awal juga tidak menjelaskan bagaimana sakelar tersebut bisa berpindah ke posisi cutoff pada penerbangan 12 Juni menuju London dari kota Ahmedabad, India.

Pakar keselamatan penerbangan AS, Anthony Brickhouse, mengatakan pertanyaan kuncinya adalah mengapa sakelar dipindahkan dengan cara yang tidak sesuai dengan operasi normal.

"Apakah sakelar tersebut bergerak sendiri atau karena pilot?" tanyanya. "Dan jika dipindahkan karena pilot, mengapa?"

Sedangkan pakar keselamatan penerbangan AS, John Cox, mengatakan seorang pilot tidak mungkin secara tidak sengaja memindahkan sakelar bahan bakar yang memasok daya ke mesin.

Memindahkan sakelar ke posisi cutoff hampir seketika mematikan mesin. Cara itu paling sering digunakan untuk mematikan mesin setelah pesawat tiba di gerbang bandara, atau dalam situasi darurat, seperti kebakaran mesin.

Laporan tersebut tidak menunjukkan adanya keadaan darurat yang memerlukan penghentian mesin.

"Pada tahap investigasi ini, tidak ada tindakan yang direkomendasikan kepada operator dan produsen mesin Boeing 787-8 dan/atau GE GE.N GEnx-1B," kata Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India.

Air India, Boeing, dan GE Aerospace tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hasil laporan terbaru.

Badan tersebut, sebuah kantor di bawah Kementerian Penerbangan Sipil India, memimpin penyelidikan atas kecelakaan penerbangan paling mematikan di dunia dalam satu dekade.

Dua kotak hitam pesawat, keduanya merupakan gabungan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan, ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan dan kemudian diunduh di India.

Kotak hitam menyediakan data penting seperti ketinggian, kecepatan udara, dan percakapan terakhir pilot yang membantu mempersempit kemungkinan penyebab kecelakaan.

Sebagian besar kecelakaan udara disebabkan beberapa faktor, dengan laporan awal harus dikeluarkan 30 hari setelah kecelakaan menurut aturan internasional, dan laporan akhir diharapkan dalam waktu satu tahun.

Air India telah berada di bawah pengawasan ketat sejak kecelakaan tersebut.

(reuters/chri)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK