Kantor Hukum Terkemuka di AS Dibobol Peretas Diduga Berasal dari China
Firma hukum berpengaruh di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Wiley Rein, mengungkap sejumlah akun email milik pengacara dan penasihat mereka dibobol oleh peretas yang diduga berasal dari China.
Dalam memo kepada klien yang diperoleh CNN, firma ini menyebut serangan tersebut kemungkinan besar merupakan bagian dari operasi pengumpulan intelijen.
"Kami percaya, berdasarkan bukti yang telah kami tinjau sejauh ini, bahwa sekelompok pelaku yang mungkin memiliki afiliasi dengan pemerintah China telah mengakses pesan di akun Microsoft 365 milik sejumlah staf Wiley untuk tujuan pengumpulan intelijen," demikian isi memo tersebut.
Peretasan ini terjadi usai pemerintahan Presiden AS Donald Trump kembali meningkatkan ketegangan dalam perang dagang dengan China, dengan mengenakan tarif tambahan terhadap produk ekspor dari Negeri Tirai Bambu.
Kebijakan balasan dari kedua negara memicu upaya saling memahami posisi masing-masing pemerintah.
Wiley Rein, yang dikenal memiliki klien dari berbagai perusahaan Fortune 500 dan tim pengacara perdagangan yang kuat, memainkan peran penting dalam membantu perusahaan-perusahaan AS serta pemerintah menghadapi dinamika perang dagang dengan China.
Firma ini menyebut dirinya memiliki koneksi yang kuat dengan lingkaran pemerintahan di Washington dan mampu memberikan wawasan mendalam mengenai arah kebijakan lembaga, regulator, serta para pembuat kebijakan yang terus berkembang.
Dalam pemberitahuannya, Wiley Rein mengatakan masih menyelidiki informasi apa saja yang berhasil diakses oleh peretas. Firma tersebut juga telah melaporkan insiden ini kepada penegak hukum dan tengah berkoordinasi dengan pihak berwenang.
CNN telah menghubungi Wiley Rein dan FBI untuk meminta tanggapan. FBI biasanya menangani kasus-kasus peretasan berskala besar yang berdampak pada keamanan nasional.
Sementara itu, perusahaan keamanan siber Mandiant, yang dimiliki Google, dilaporkan sedang menangani upaya pemulihan sistem Wiley Rein.
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC Liu Pengyu menyatakan China secara tegas menolak dan memerangi semua bentuk serangan siber dan kejahatan dunia maya.
Ia menegaskan sikap tersebut konsisten dan jelas, sekaligus menolak tuduhan yang tidak didukung dengan bukti yang kuat.
Insiden ini menambah daftar panjang dugaan peretasan oleh China terhadap lembaga-lembaga di AS yang menangani isu perdagangan dan investasi strategis.
Sebelumnya, pada Januari lalu, peretas asal China dilaporkan telah membobol kantor pemerintah AS yang bertugas meninjau investasi asing demi kepentingan keamanan nasional.
Peninjauan terhadap investasi asing memainkan peran penting dalam hubungan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia ini.
Pada Jumat (11/7) lalu, pemerintahan Trump mengumumkan pelarangan akuisisi perusahaan asal AS, Jupiter Systems, oleh firma berbasis di Hong Kong, dengan alasan potensi risiko terhadap keamanan infrastruktur militer dan penting.
Selama bertahun-tahun, baik di bawah pemerintahan Partai Republik maupun Demokrat, pejabat AS terus berupaya mengatasi kemampuan dunia maya China yang dinilai sangat canggih.
FBI menyatakan program peretasan milik China lebih besar dibandingkan semua negara asing lainnya, jika digabungkan.
(del/dna)