Pernah Lompat dari Stratosfer, Skydiver Austria Tewas Tragis di Italia

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Jul 2025 12:10 WIB
Ilustrasi olahraga ekstrem. Felix Baumgartner, seorang atlet olahraga ekstrem yang terkenal karena pernah melompat dari stratosfer, tewas karena kecelakaan saat paralayang.(AFP/WANG ZHAO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Felix Baumgartner, seorang skydiver dan atlet olahraga ekstrem asal Austria yang terkenal karena pernah melompat dari stratosfer, tewas karena kecelakaan saat paralayang di Italia, Kamis (17/7). 

Dikutip dari CNN, Baumgartner (56) kehilangan kendali atas paralayangnya dan jatuh ke kolam renang hotel di kota pesisir Porto Sant'Elpidio. Paralayang tersebut mengenai seorang wanita yang tidak mengalami luka serius.

Siaran nasional Italia, RAI, melaporkan bahwa pihak berwenang sedang menginvestigasi penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Wali Kota Porto Sant'Elpidio, Massimiliano Ciarpella, mengatakan di halaman Facebook bahwa warga kota sangat terpukul karenakematian Baumgartner, yang ia sebut sebagai "simbol keberanian."

Baumgartner, yang pernah terjun payung dari berbagai tempat terkenal seperti Menara Petronas di Malaysia dan patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro, jadi perhatian dunia pada 2012 ketika ia memecahkan rekor dengan terjun payung dari pod bertekanan dengan ketinggian sekitar 38 kilometer.

Red Bull yang mensponsori aksi pemecahan rekor Baumgartner,  juga telah mengeluarkan pernyataan.

"Kami terkejut dan diliputi kesedihan mendengar kabar duka dari sahabat lama kami, Felix Baumgartner. Felix "'erlahir untuk terbang' dan bertekad untuk melampaui batas. Ia juga cerdas, profesional, teliti, dan teliti, tidak pernah membiarkan apa pun terjadi secara kebetulan. Ia murah hati, menyumbangkan banyak waktunya untuk membantu dan menginspirasi banyak orang," demikian keterangan minuman energi tersebut.

Satu dekade setelah melompat dari stratosfer, Baumgartner sempat menceritakan kepada CNN bagaimana perasaannya saat itu.

"Saya berdiri di sana, di puncak dunia, di luar sebuah kapsul di luar angkasa dan di stratosfer. Saya melihat sekeliling, langit di atas saya benar-benar hitam," kata Baumgartner.  "Saya benar-benar berusaha untuk menikmati momen itu."

Saat ia jatuh ke Bumi, kecepatannya mencapai lebih dari 840 mph (1.300 km/jam), menembus batas suara.

Aksi terjun bebas Red Bull Stratos itu membutuhkan waktu enam tahun untuk direncanakan.

Untuk membawa Baumgartner ke stratosfer, timnya harus membuat balon helium seukuran 33 lapangan sepak bola, dengan berat 3.708 pon (1.600 kg). Diperlukan 20 orang untuk memindahkannya tanpa merusak material balon, yang 10 kali lebih tipis daripada kantong plastik.

Tak lama setelah mendarat, Baumgartner mengatakan ia kesulitan memproses emosinya saat mendekati Bumi.

"Saya meneteskan air mata beberapa kali ketika kembali, karena saya duduk di sana dan memikirkan momen itu berkali-kali...Dan (rasanya) ini jauh lebih besar dari yang saya perkirakan," katanya.

(vws)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK