Pasukan Israel dilaporkan mengambil alih kendali kapal milik kelompok aktivis pro-Palestina Koalisi Kebebasan Flotilla (Freedom Flotilla Coalition), Handala yang berlayar ke Jalur Gaza, Sabtu (26/7).
Melansir AFP, momen itu terekam dalam siaran langsung yang disiarkan oleh kelompok Freedom Flotilla.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siaran langsung tersebut memperlihatkan para aktivis duduk di dek, mengangkat tangan mereka dan bersiul lagu anti-fasis Italia "Bella Ciao", saat para tentara mengambil alih kendali kapal.
Tiga tayangan langsung video dari kejadian tersebut, yang telah disiarkan daring, dipotong beberapa menit kemudian.
Berdasarkan laporan CNN, pasukan Israel mencegat kapal tersebut sekitar 70 mil laut dari tujuan awal.
"Pendudukan telah melumpuhkan kamera kami dan semua komunikasi terputus," kata juru bicara organisasi tersebut kepada CNN dalam sebuah pesan.
Sementara Al Jazeera melaporkan, Adam Shapiro, suami aktivis Huwaida Arraf yang berada di kapal Handala mengaku sempat berkomunikasi dengan sang istri beberapa jam sebelumnya, ketika kapal-kapal angkatan laut Israel mendekat dari kejauhan.
"Ia harus segera turun dari kapal untuk mulai melakukan persiapan," ujarnya.
Shapiro kemudian mengatakan ia menyaksikan siaran langsung dari Freedom Flotilla yang menunjukkan Arraf menggunakan radio untuk memberi tahu pasukan Israel bahwa kapal itu tidak bersenjata dan membawa bantuan kemanusiaan.
"Terakhir kali saya lihat, seperti kalian semua, adalah para tentara datang," katanya.
Shapiro mengatakan bahwa awak Handala telah mengantisipasi kemungkinan tersebut dan "siap" serta "bertekad".
"Mereka adalah orang-orang yang melakukan tindakan ini bukan hanya untuk mengirim pesan... tetapi untuk mencoba menggunakan kemarahan publik guna memaksa pemerintah kita bertindak," katanya.
Di sisi lain, Israel mengatakan akan mengizinkan pengiriman bantuan makanan melalui udara ke Gaza. Mereka menetapkan koridor kemanusiaan untuk konvoi bantuan PBB.
Ribuan warga Palestina menghadapi ancaman kelaparan yang meluas. Sekitar 115 orang tewas karena mengalami kelaparan.
Uni Emirat Arab telah memulai kembali pengiriman bantuan. Sementara Inggris mengatakan akan bekerja sama dengan mitra termasuk Yordania untuk membantu mereka.
PBB melaporkan bahwa seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,1 juta, jiwa kini berada dalam kondisi rawan pangan. Mereka tak lagi memiliki akses yang pada makanan yang cukup, bergizi, dan aman.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, 900 ribu anak sedang kelaparan, sementara 70 ribu lainnya sudah menunjukkan gejala malnutrisi.
Kemudian 115 orang meninggal karena kelaparan. Sebagian besar kematian itu bahkan terjadi dalam beberapa pekan terakhir.