Netanyahu Tunda Bikin Putusan Soal Gaza Bila Hamas Tolak Damai
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut menunda mengambil keputusan tindakan di Gaza untuk skenario bila Hamas tidak menyetujui kesepakatan gencatan senjata.
Diberitakan CNN pada Sabtu (2/8), seorang sumber menyebut Netanyahu tidak akan mengambil keputusannya pada pekan ini.
Hal tersebut terjadi di tengah perselisihan internal dalam Pemerintah Israel soal tindakan yang akan mereka ambil di Jalur Gaza bila Hamas menolak gencatan senjata.
Namun sumber mengatakan ada gagasan yang muncul bahwa bila Hamas menolak, Israel akan mengepung Kota Gaza dan pusat-pusat penduduk lainnya. Sementara gagasan yang lain adalah untuk menaklukkan kota tersebut.
Sumber mengatakan kepada CNN, belum ada gagasan yang dominan di antara para menteri Israel karena berbagai menteri mendukung gagasan yang beda-beda.
Pada Kamis (31/7), seorang pejabat senior Israel menyebut negara zionis itu dengan Amerika Serikat sedang membentuk kesepahaman baru soal Gaza karena Hamas dilaporkan menarik diri dari negosiasi gencatan senjata dan penyanderaan.
Pejabat itu juga mengklaim bahwa Israel dan Amerika Serikat berupaya meningkatkan bantuan kemanusiaan, tetapi "sambil melanjutkan operasi militer di Gaza".
Pada 1 Agustus 2025, kelompok Hamas menyatakan siap terlibat dalam perundingan untuk mengakhiri perang di Gaza. Mereka meminta perundingan dilakukan usai bantuan untuk Gaza tiba.
Dalam sebuah pesan di kanal Telegram, Hamas sebut siap untuk "segera" terlibat dalam negosiasi. Negosiasi, lanjut mereka, baru bisa dilakukan "setelah bantuan sampai kepada mereka yang berhak menerimanya dan krisis kemanusiaan serta di Gaza berakhir".
"Negosiasi yang berkelanjutan di bawah bayang-bayang kelaparan kehilangan substansi dan kegunaannya, terutama setelah pendudukan Zionis yang kriminal menarik diri dari negosiasi minggu lalu tanpa alasan yang jelas, di saat kita hampir mencapai kesepakatan", demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dilaporkan Al Jazeera.
Namun pada Sabtu (2/8), militer Israel menyerang "lebih dari 130 target teroris" di Jalur Gaza Palestina dalam dua hari terakhir hingga Sabtu (2/8). Serangan terbaru ini berlangsung kala Israel masih melancarkan invasi darat dari berbagai arah ke Jalur Gaza sejak 2023 lalu.
Dikutip Al Jazeera, militer Israel melalui pernyataan mengklaim telah membunuh wakil komandan Batalion Sheikh Radwan melalui serangan udara pekan lalu.
Tel Aviv menyebut bahwa Radwan bertanggung jawab atas sejumlah serangan udara terhadap Israel maupun perlawanan invasi pasukan darat di Gaza.
Serangan terbaru ini berlangsung kala semakin banyak negara, terutama negara sekutu Amerika Serikat dan Israel, mendesak gencatan senjata di Gaza dan menyatakan pengakuan terhadap Palestina.