Wali Kota Athena, Haris Doukas, terlibat perang kata dengan Duta Besar Israel untuk Yunani, Noam Katz, pada Minggu (3/8).
Itu setelah tuduhan bahwa otoritas kota tidak serius menangani grafiti antisemit yang tersebar luas di ibu kota Yunani tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya kepada harian Kathimerini, Dubes Katz mengatakan wisatawan Israel merasa "tidak nyaman" berada di Athena karena pemerintah kota disebut membiarkan "minoritas terorganisir" menyebar grafiti bernada anti-Yahudi.
Menanggapi tuduhan itu, Doukas langsung memberi balasan tajam lewat platform X (sebelumnya Twitter), "Kami telah membuktikan penolakan tegas terhadap kekerasan dan rasisme, dan kami tidak butuh pelajaran demokrasi dari mereka yang membunuh warga sipil."
Wali kota dari Partai Sosialis PASOK itu menambahkan bahwa Athena, sebagai ibu kota negara demokratis, "menghormati pengunjungnya dan menegakkan tinggi hak kebebasan berekspresi bagi warganya."
Ia juga menyindir fokus keras Dubes Israel terhadap grafiti di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
"Menjijikkan bahwa sang duta besar memilih menyoroti grafiti (yang jelas-jelas sudah dibersihkan), sementara genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya tengah berlangsung di Gaza," tulis Doukas.
Dalam beberapa bulan terakhir, Yunani dan sejumlah negara Eropa memang sering menjadi lokasi demonstrasi pro-Palestina yang dipimpin kelompok kiri.
Bahkan, sebuah kapal pesiar yang membawa wisatawan Israel disambut aksi protes di sejumlah pelabuhan Yunani.
Meski selama beberapa dekade memiliki kebijakan luar negeri yang pro-Arab, Yunani mulai mempererat hubungan dengan Israel sejak 2010, khususnya dalam bidang keamanan dan energi.
Sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023, jumlah warga Israel yang datang dan berinvestasi di pasar properti Yunani mengalami peningkatan signifikan.
Menurut Wali Kota Doukas, jumlah warga Israel yang memperoleh izin tinggal di Yunani dengan cara membeli properti meningkat hingga 90 persen pada tahun lalu.
(zdm/bac)