Nakes di Gaza Tewas Tertimpa Palet Bantuan yang Dijatuhkan dari Udara

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2025 02:07 WIB
Kelompok-kelompok internasional menyuarakan kekhawatiran mengenai rencana Israel mengirimkan bantuan ke Gaza via udara karena mahal dan tak aman bagi warga.
Ilustrasi. Bantuan kemanusiaan yang akan diterjunkan lewat udara ke wilayah Gaza, Palestina. (U.S. Air Force/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina, lewat udara memakan korban jiwa.

Bantuan yang diberikan ke Gaza lewat jalur udara imbas pemblokiran wilayah darat oleh militer Israel (IDF). Israel pun hanya memberikan izin agar bantuan kemanusiaan diterjunkan ke wilayah Gaza via udara.

Mengutip dari Aljazeera, Senin (4/8), Korban tewas itu adalah seorang pekerja medis di Rumah Sakit Al-Aqsa. Tenaga kesehatan itu tewas setelah salah satu palet bantuan yang diterjunkan dari udara jatuh menimpa tendanya di Deir al Balah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gaza adalah wilayah yang sangat kecil dan padat penduduk. Ketika palet-palet berisi bantuan kemanusiaan itu diterjunkan dari udara bisa berisiko pula menimbulkan korban.

Penting untuk dicatat bahwa penjatuhan bantuan melalui udara ini tidak dapat diprediksi. Tidak ada tempat yang aman untuk menjatuhkannya, dan juga tidak banyak lahan kosong untuk penjatuhan bantuan melalui udara ini.

"Itulah sebabnya banyak warga Palestina yang terluka, atau bahkan terbunuh [karena kejatuhan palet bantuan kemanusiaan," demikian dilaporkan Aljazeera.

Selain itu jika palet bantuan itu jatuh di wilayah yang dikuasai militer Israel, akan sangat sulit dan berbahaya bagi warga Palestina untuk pergi dan mengambil bantuan kemanusiaan tersebut.

Sementara itu, lewat pernyataan pada awal pekan ini, militer Israel menyatakan sudah ada setidaknay 120 paket bantuan kemanusiaan yang diterjunkan dari udara ke wilayah Gaza. Bantuan-bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara itu merupakan operasi kemanusiaan yang melibatkan enam negara: Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Jerman, Belgia, dan Kanada.

Para pejabat kemanusiaan mengkritik ketergantungan pada bantuan udara sebagai hal yang berbahaya di Gaza yang padat penduduk. Mereka mengatakan akan jauh lebih efektif bagi Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan melalui jalur darat.

Sebelumnya sejak akhir Juli lalu, pesawat-pesawat Yordania dan Uni Emirat Arab mulai lalu-lalang di wilayah udara Jalur Gaza untuk menerjunkan bantuan makanan.

Militer Yordania menyatakan pihaknya bekerja sama dengan UEA untuk mengirimkan 25 ton bantuan dalam tiga palet parasut.

Militer Israel juga menyatakan pihaknya sejak Sabtu (26/7) telah menerjunkan tujuh palet bantuan ke wilayah Gaza.

Bantuan-bantuan ini diterjunkan setelah Israel pada Sabtu memutuskan membuka wilayah udara untuk pengiriman bantuan bagi warga Gaza.

Israel belakangan diprotes keras masyarakat global karena membuat warga Gaza didera kelaparan akut, di mana ratusan orang tewas akibat kelaparan dan malnutrisi.

Masyarakat global menuduh bahwa Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan untuk memusnahkan warga Palestina.

Mencoba menepis hal ini, Israel pun membuka wilayah udara dan mengumumkan penghentian sementara serangan di tiga wilayah Gaza yakni Al-Mawasi, Deir Al-Balah, dan Gaza City untuk memberikan "rute aman" bagi bantuan-bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Sebelumnya, kelompok-kelompok internasional menyuarakan kekhawatiran mengenai rencana Israel mengirimkan bantuan ke Gaza via udara. Pasalnya, pengiriman semacam itu mahal dan justru membahayakan warga Gaza.

Di masa lalu, pengiriman bantuan lewat udara banyak melukai warga karena paket-paket berat itu meniban tenda permukiman. Banyak pula warga yang terancam bahaya karena berlarian menuju laut lepas usai paket bantuan jatuh ke sana.

Merespons kekhawatiran ini, Israel pun membuka rute untuk pengiriman bantuan via darat.

Menurut wartawan AFP, truk-truk berisi tepung telah terlihat masuk ke Gaza utara melalui perbatasan Zikim dari Israel.

Truk-truk bantuan lain juga terlihat masuk dari Mesir dan diinspeksi oleh Israel sebelum akhirnya masuk ke Gaza.

(aljazeera/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER