Trump Perintahkan Militer AS Bidik Kartel Narkoba Amerika Latin

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Agu 2025 03:10 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bergerak untuk menyasar kartel narkoba Amerika Latin dengan militer. (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bergerak untuk menyasar kartel narkoba Amerika Latin dengan militer.

Langkah itu dilakukan setelah Washington menetapkan beberapa kelompok penyelundup narkotika sebagai organisasi "teroris" awal tahun ini.

Berdasarkan laporan The New York Times yang dilansir AFP, Sabtu (9/8), Trump memerintahkan Pentagon untuk mulai menggunakan kekuatan militer terhadap kartel yang dianggap organisasi teroris.

Wall Street Journal (WSJ) juga melaporkan Trump memerintahkan Departemen Pertahanan untuk menyiapkan opsi-opsi untuk melakukannya.

WSJ melaporkan penggunaan pasukan khusus dan penyediaan dukungan intelijen termasuk di antara opsi-opsi yang sedang dibahas, dan bahwa setiap tindakan akan dikoordinasikan dengan mitra asing.

Juru bicara Gedung Putih Anna Kelly, meskipun tidak mengonfirmasi laporan tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "prioritas utama Trump adalah melindungi tanah air, itulah sebabnya ia mengambil langkah berani untuk menetapkan beberapa kartel dan geng sebagai organisasi teroris asing".

Gedung Putih menetapkan Tren de Aragua di Venezuela, Kartel Sinaloa di Meksiko, dan enam kelompok pengedar narkoba lainnya yang berakar di Amerika Latin sebagai kelompok teror pada bulan Februari.

Pemerintahan Trump kemudian menambahkan geng Venezuela lainnya, Kartel Matahari, yang diduga telah mengirimkan ratusan ton narkotika ke AS selama dua dekade.

Trump menandatangani perintah eksekutif pada 20 Januari, hari pertamanya kembali ke Gedung Putih.

Ia menetapkan proses untuk penetapan tersebut, dengan mengatakan bahwa kartel-kartel tersebut "merupakan ancaman keamanan nasional yang melampaui ancaman yang ditimbulkan oleh kejahatan terorganisir tradisional."

Pada Maret lalu, Trump berjanji untuk "berperang" melawan kartel narkoba Meksiko, yang ia tuduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan serta "menimbulkan ancaman serius" terhadap keamanan nasional.

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, setelah laporan potensi aksi militer AS terhadap kartel, menegaskan pada Jumat lalu bahwa "tidak akan ada invasi" ke negaranya.

Sheinbaum berupaya keras untuk menunjukkan kepada Trump bahwa ia bertindak melawan kartel-kartel Meksiko, yang dituduh membanjiri AS dengan narkoba, khususnya fentanil.

"Kami bekerja sama, kami berkolaborasi, tetapi tidak akan ada invasi. Itu sama sekali tidak mungkin," ujar Sheinbaum.

(sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK