Pria 20 Tahun Ini Bangun Negara Sendiri di Tanah Tak Bertuan

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Agu 2025 17:52 WIB
Sebuah 'negara' bernama Republik Verdis didirikan di tanah tak bertuan. Siapa sangka, yang mendirikannya adalah seorang pria berusia 20 tahun.
Pemuda 20 tahun asal Australia membangun negara sendiri, Free Republic of Verdis, di atas tanah tak bertuan perbatasan Kroasia-Serbia. (Tangakapn layar @danieljacksonvs)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah 'negara' bernama Republik Verdis didirikan di tanah tak bertuan. Siapa sangka, yang mendirikannya adalah seorang pria berusia 20 tahun.

Daniel Jackson, seorang pria muda asal Australia, mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden Republik Verdis. Negara ini didirikan di sebidang tanah tak bertuan seluas 125 hektare yang terletak antara Kroasia dan Serbia. Tanah ini terletak di sepanjang aliran Sungai Danube.

Wilayah yang dikenal dengan sebutan 'pocket three' ini kini menjadi negara terkecil di dunia setelah Vatikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendera, susunan kabinet, hingga mata uang telah melengkapi negara tersebut. Belum lagi 400 warga negaranya yang turut serta.

Jackson mendirikan negara itu setelah mengetahui bahwa wilayah tersebut tidak diklaim oleh kedua negara yang menghimpitnya lantaran sengketa perbatasan yang tengah berlangsung.

"Verdis adalah ide yang saya miliki saat berusia 14 tahun. Awalnya hanya sebuah eksperimen kecil dengan beberapa teman. Kami semua bermimpi menciptakan sesuatu yang gila," ujar Jackson, mengutip The Guardian.

Negara tersebut secara resmi dideklarasikan pada 20 Mei 2019. Konsep 'mikronasi' atau negara kecil yang sebagian besar tidak diakui menjadi dasar Jackson membangun Verdis. Jackson menjadikan Vatikan sebagai salah satu contoh mikronasi.

"Jadi kami yakin berhak atas hal itu [mikronasi] berdasarkan hukum internasional," ujarnya.

Pembentukannya sendiri terinspirasi oleh Liberland, sebuah negara mikro yang tidak diakui oleh Kroasia dan Serbia. Letaknya 20 kilometer (km) di utara Verdis.

Nama Verdis sendiri dipilih karena kemiripannya dengan kata latin untuk hijau, 'viridis'. Konsep awal negara baru ini memang fokus pada isu-isu lingkungan.

Daniel Jackson mendirikan negara Free Republic of VerdisBendera Free Republic of Verdis yang didirikan Daniel Jackson. (Tangakapn layar @danieljacksonvs)

Wilayah yang kini dihuni oleh warga Verdis sendiri merupakan hasil sengketa perbatasan Serbia dan Kroasia. Serbia menganggap perbatasannya di garis tengah Sungai Donau. Sementara Kroasia menginginkan perbatasan tersebut bersifat 'kadaster', berdasarkan peta lama. Akibatnya, ada beberapa kantong tanah yang tidak diklaim, termasuk yang kini menjadi wilayah Verdis.

Jackson mengaku disambut dengan baik oleh otoritas Serbia. Namun, Kroasia menolak mengakui Verdis.

Pada Oktober 2023, Jackson dan sekelompok warganya diusir paksa oleh polisi Kroasia. Kala itu, Jackson dan warga Verdis lainnya mencoba menetap secara permanen.

Oleh karena itu, kini Jackson 'mengungsi' dan tinggal di Donver, Inggris. Sehari-hari ia mengenakan busana layaknya presiden seperti jas dan dasi, pin bendera Verdis. Lengkap juga sebuah bendera Verdis berwarna putih-biru yang terpasang di sudut ruangannya.

Pemerintahan Verdis sendiri bersifat sukarela. Jackson dan pemerintahannya telah menemukan sejumlah cara untuk mengumpulkan dana, mulai dari menjual merchandise hingga meminta sumbangan dan membuat skema kewarganegaraan melalui investasi.

Bulan Agustus ini, Verdis menerima sumbangan lebih dari US$37 ribu atau sekitar Rp600,5 juta yang dikumpulkan oleh para penggemar mata uang kripto.

Setiap warga Verdis menerima paspor. Namun, Jackson mengingatkan agar paspor tersebut tidak digunakan untuk perjalanan internasional.

"Ini adalah negara yang sangat kecil, jadi kami harus berhati-hati dalam mengizinkan siapa pun masuk," ujar Jackson pada kantor berita SNSW, mengutip New York Post.

Meski kini negara yang dibentuknya mengalami banyak kemunduran, Jackson tetap optimistis.

"Ini masalah waktu, bukan apakah kita akan kembali ke tanah ini," ujar dia.

Jackson bertekad menjadikan Verdis lebih dari sekadar eksperimen pemikiran.

"Secara kasat mata, Verdis adalah hamparan hutan. Tapi, ketika Anda menyadari bahwa Anda berada di negara yang Anda ciptakan sendiri, rasanya sungguh ajaib," ujar dia.

(asr/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER