Rusia menahan Wakil Gubernur Kursk Vladimir Bazarov yang diduga menyalahgunakan dana pembangunan benteng perbatasan pada Senin (25/8), kala Moksow masih berupaya melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Penahanan ini menjadi bagian dari gelombang pemberantasan korupsi setelah Rusia mengalami kemunduran militer dalam ofensif di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Vladimir Bazarov, penjabat wakil gubernur wilayah Kursk, telah ditahan," tulis Gubernur Kursk Alexander Khinstein melalui Telegram.
Khinstein menegaskan pencapaian masa lalu "tidak bisa dan tidak akan menjadi lisensi untuk melanggar hukum".
Bazarov sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur di wilayah tetangga, Belgorod, yang juga beberapa kali menjadi sasaran serangan lintas batas Ukraina meski belum pernah berhasil dikuasai.
Menurut Khinstein, penyelidikan yang menjerat Bazarov terkait dengan perannya di Belgorod, khususnya dalam pembangunan fortifikasi pertahanan.
Kantor berita negara TASS, mengutip sumber penegak hukum yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Bazarov diduga menggelapkan dana sebesar satu miliar rubel atau sekitar US$12 juta.
Kasus ini muncul setelah pasukan Ukraina melancarkan serangan mengejutkan ke wilayah Kursk pada Agustus tahun lalu dan berhasil merebut puluhan permukiman.
Serangan itu menjadi invasi bersenjata pertama oleh tentara asing ke wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.
Rusia kemudian berhasil mengusir pasukan Ukraina pada awal tahun ini dengan bantuan ribuan tentara dari sekutunya, Korea Utara.
Gubernur Kursk saat serangan Ukraina, Alexei Smirnov, sebelumnya juga ditangkap dan kini menunggu persidangan atas dugaan penyalahgunaan dana militer.
Sementara itu, mantan gubernur lainnya, Roman Starovoyt, yang memimpin Kursk selama lima tahun hingga beberapa bulan sebelum serangan Ukraina, ditemukan tewas bunuh diri pada Juli lalu setelah dicopot dari jabatannya sebagai menteri transportasi nasional.
Ia diduga akan ikut terseret dalam kasus korupsi serupa.
(zdm/rds)