Respons KJRI soal Anak WNI Tewas Digigit Anjing di Malaysia
Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching buka suara soal anak asal Indonesia berusia 6 tahun meninggal akibat rabies di Bintulu, Sarawak, Malaysia pada 3 Agustus.
KJRI baru mengetahui berita kematian itu keesokan harinya atau pada 4 Agustus.
"KJRI Kuching baru mengetahui mengenai kematian seorang anak WNI akibat rabies dimaksud setelah menerima permohonan Surat Bukti Pencatatan Kematian dari pihak keluarga almarhumah, pada sore hari tanggal 4 Agustus 2025," demikian pernyataan resmi KJRI yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (27/8).
Mereka lalu berujar, "Almarhumah dimakamkan di Tanah Perkuburan Islam Kemunting, Bintulu, pada hari itu juga."
Dalam rilis tersebut, KJRI mengimbau seluruh WNI yang berada di Sarawak untuk senantiasa waspada terhadap penyakit rabies, yang penularannya umumnya terjadi melalui gigitan hewan, terutama anjing.
"Apabila ada WNI yang mengalami gigitan anjing, segera mencari pertolongan medis ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," imbuh KJRI
Kronologi anak WNI tewas di Malaysia
KJRI juga membeberkan kronologi singkat terkait insiden tersebut yang didapat dari kepolisian setempat. Menurut mereka, anak perempuan itu diserang anjing liar saat sedang bermain di dekat rumahnya pada 16 Juli 2025.
Anak tersebut kemudian dibawa ke Hospital Bintulu dan mendapat perawatan intensif selama tiga hari. Dia lalu diperbolehkan melakukan rawat jalan dan kembali ke rumahnya.
Pada 3 Agustus 2025, anak tersebut mengalami demam tinggi sehingga orang tuanya segera membawa kembali anak tersebut ke rumah sakit. Namun pada 4 Agustus 2025 dia dinyatakan meninggal dunia.
Terpisah, Direktur Dinas Kesehatan Sarawak, Veronica Lugah, mengatakan anak itu menunjukkan gejala pada 31 Juli. Gejala itu mencakup sakit kepala, demam, nyeri leher, dan hilang nafsu makan.
Saat dibawa ke RS pada 3 Agustus, anak itu mengalami halusinasi, takut air, takut angin, dan hipersalivasi lalu meninggal dunia.
Sejak Juli 2017, terdapat 85 kasus rabies yang menjangkit manusia di Sarawak. Dari jumlah ini, 78 di antaranya meninggal dunia, artinya angka fatalitas mencapai 91.7 persen.
(isa/dna)