40 Ribu Tentara Mesir Siaga Tinggi di Perbatasan Israel, Ada Apa?

CNN Indonesia
Rabu, 27 Agu 2025 20:18 WIB
Ilustrasi. Mesir kerahkan puluhan ribu pasukan militer ke perbatasan dengan Israel. Foto: AFP/-
Jakarta, CNN Indonesia --

Mesir disebut mengerahkan 40.000 personel militer di perbatasan Sinai utara, di tengah tindakan Israel yang terus berusaha mengusir warga Palestina dengan menggempur Jalur Gaza secara membabi buta.

Sumber militer mengatakan pengerahan jumlah personel ini melampaui kesepakatan damai Mesir-Israel tahun 1979 atau dikenal perjanjian Camp David.

Perjanjian itu membagi Sinai jadi beberapa zona dengan pengerahan pasukan dan persenjataan yang sangat terbatas.

"Tentara Mesir saat ini dalam siaga sangat tinggi kami menyaksikan dalam beberapa tahun," kata sumber itu, dikutip Middle East Eye, pekan lalu.

Tentara Mesir saat ini ditempatkan di sejumlah pos di Sinau Utara termasuk Zona C, area yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza.

Sumber tersebut mengatakan pengerahan puluhan ribu personel militer sesuai arahan dari Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi selaku panglima tertinggi militer.

El Sisi menilai Israel ingin memusnahkan Hamas di Gaza dan memaksa banyak warga Palestina terpaksa keluar dari tanah air mereka.

Namun pihak Mesir disebut sudah memberi tahu Israel bahwa pengerahan tentara tersebut murni bersifat defensif dan bertujuan untuk mengamankan perbatasan.

Pada awal Agustus, Gubernur Sinai Utara Khaled Megawer mengeluarkan peringatan tegas soal potensi serangan Israel ke Mesir. Dia membahas kemungkinan konflik dengan Israel saat wawancara dengan media.

"Siapapun yang berpikir mendekati perbatasan kami akan menghadapi respons yang tak terduga dan besar," kata Megawar.

Megawar menyampaikan pernyataan itu lantaran khawatir agresi brutal Israel di Gaza akan menyebabkan krisis pengungsian massal.

Sejak awal Israel melancarkan agresi ke Palestina, ada upaya mengusir paksa warga Palestina. Sinai Utara sudah lama digadang-gadang jadi tujuan potensial para pengungsi Palestina.

Belakangan ini, spekulasi tersebut kembali muncul usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan Mesir dan Yordania menerima warga Palestina yang terusir dari tanah airnya.

Namun, Mesir dengan tegas menolak gagasan tersebut.

"Pemindahan warga Palestina tak boleh ditoleransi atau diizinkan. Solusinya bukan memindahkan warga Palestina dari tempat mereka," kata El Sisi.

(isa/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK