Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan berkunjung ke China untuk menghadiri peringatan kemenangan China atas Jepang di Perang Dunia II.
Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan Putin akan ke China untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organisation/SCO) dan acara peringatan 80 tahun Perang Dunia berakhir.
Selain Putin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengaku mendapat undangan ke negara pimpinan Xi Jinping.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda harus bertanya ke rekan saya [juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt] soal rencana Trump. Sudah diketahui Putin berencana mengunjungi China," kata Peskov saat konferensi pers pada hari ini, Rabu (27/8), dikutip TASS.
Peskov lalu berujar, "Kami sedang mempersiapkan kunjungan ini. Presiden juga sedang mempersiapkan kunjungan."
Komentar Peskov semacam itu juga tak menjawab asumsi bahwa China kemungkinan jadi tuan rumah pertemuan lanjutan Trump-Putin setelah di Alaska, Amerika Serikat.
"Mengenai kontak kami dengan Amerika, kami terus melanjutkan melalui jalur-jalur yang sudah diketahui," ucap dia.
Lebih lanjut, jubir Kremlin ini mengatakan Rusia dan China menjalin kontak tingkat tinggi dalam rangka mempersiapkan pertemuan kedua kepala negara itu.
Putin dijadwalkan mengunjungi China pada 31 Agustus hingga 3 September mendatang. KTT CSO akan digelar pada 31 Agustus hingga 1 September di Tianjin.
Lalu, peringatan 80 tahun Perang Dunia II berakhir akan digelar di Beijing pada 3 September. Nantinya, bakal ada parade militer besar-besaran dan pameran persenjataan canggih. Militer Rusia juga akan berpartisipasi dalam parade tersebut.
Acara yang dikenal Parade Kemenangan atau Great Victory sekaligus untuk memperingati kemenangan China dan Uni Soviet atas Jepang serta kemenangan melawan fasisme.
Parade tersebut juga bakal jadi ajang pamer proyeksi kekuatan militer China yang sedang berkembang dan ajang pamer teknologi militer terkini.
Trip Putin pada akhir Agustus nanti merupakan kali kedua Putin dalam dua tahun terakhir. Pada Mei 2024, ia berkunjung ke China dan bertemu Presiden Xi Jinping.
China merupakan sekutu dekat Rusia. Saat Negeri Beruang Merah meluncurkan invasi, Beijing tak mengeluarkan kecaman, mereka justru menyatakan kekhawatiran keamanan suatu negara juga harus jadi pertimbangan.
(isa/dna)