Presiden badan amal internasional Save the Children, Inger Ashing, menggambarkan secara rinci pada Rabu (27/8) penderitaan anak-anak kelaparan di Gaza. Kondisi mereka disebut sangat lemah hingga tidak kuat menangis.
Ashing mengatakan itu saat berpidato di pertemuan Dewan Keamanan mengenai konflik Israel-Palestina. Dia menegaskan kondisi kelaparan yang dinyatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza pekan lalu bukan sekadar istilah teknis.
"Ketika tidak ada cukup makanan, anak-anak menjadi sangat kekurangan gizi, lalu mereka meninggal secara perlahan dan menyakitkan. Sederhananya, inilah yang disebut kelaparan," kata Ashing, disitat dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan apa yang terjadi ketika anak-anak meninggal karena kelaparan selama beberapa pekan. Tubuh awalnya mengonsumsi lemaknya sendiri untuk bertahan hidup, setelah lemak habis maka secara harfiah mengonsumsi dirinya sendiri dengan memakan otot dan organ vital.
"Namun klinik kami hampir hilang. Sekarang, anak-anak tidak memiliki kekuatan untuk berbicara atau bahkan menangis kesakitan. Mereka terbaring di sana, kurus kering, benar-benar merana," kata Ashing.
Ia menegaskan bahwa kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan dengan lantang bahwa kelaparan akan datang karena Israel mencegah makanan dan kebutuhan pokok lainnya memasuki Gaza selama dua tahun perang yang dipicu serangan Hamas pada Oktober 2023.
"Setiap orang di ruangan ini memiliki tanggung jawab hukum dan moral untuk bertindak menghentikan kekejaman ini," ucap Ashing.
PBB secara resmi menyatakan terjadinya kelaparan di Gaza pada Jumat dan menyalahkan apa yang disebutnya sebagai penghalangan sistematis bantuan oleh Israel selama lebih dari 22 bulan perang.
Sebuah lembaga pemantau kelaparan yang didukung PBB, Integrated Food Security Phase Classification, mengatakan bahwa kelaparan telah memengaruhi 500.000 orang di wilayah pemerintahan Gaza, yang mencakup sekitar seperlima Palestina termasuk Kota Gaza.
Mereka memproyeksikan kelaparan akan meluas pada akhir September hingga mencakup sekitar dua pertiga wilayah Gaza.
(fea)