China Pamer Rudal Nuklir Baru di Parade Militer, Bisa Sampai Eropa-AS

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2025 14:47 WIB
China memamerkan tiga kelas baru rudal balistik antarbenua (ICBM) kemampuan nuklir dalam parade militer memperingati 80 tahun kekalahan Kekaisaran Jepang.
China pamer rudal nuklir baru di parade militer, bisa sampai AS dan negara-negara Eropa. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia --

China memamerkan tiga kelas baru rudal balistik antarbenua (Inter Continental Balistic Missile/ICBM) kemampuan nuklir dalam parade militer memperingati 80 tahun kekalahan Kekaisaran Jepang.

Langkah ini dipandang sebagai upaya signifikan untuk memperkuat kemampuan nuklir Beijing terhadap negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, ketiadaan jaringan pangkalan militer global membuat China mengandalkan pengembangan senjata jarak jauh untuk mencegah serangan dari lawan yang berjarak ribuan kilometer.

Dari tiga rudal baru yang diperlihatkan, dua di antaranya merupakan varian lanjutan dari sistem yang sudah ada, yakni DF-5C dan DF-31BJ.

DF-5 menjadi satu-satunya rudal berbasis silo milik China sekaligus yang paling berat, dengan kemampuan membawa muatan lebih besar termasuk sejumlah kendaraan luncur kembali (reentry vehicles).

Sementara itu, DF-31 adalah rudal mobile berbasis jalan yang sejak pertengahan 2000-an menjadi tulang punggung arsenal mobile China.

Parade militer kali ini juga menampilkan kelas rudal baru yang belum pernah terlihat sebelumnya, yaitu DF-61. Rudal ini diduga menggantikan DF-41 yang pertama kali dipamerkan pada parade 2019. Meski detail kemampuannya belum diketahui, DF-31BJ dan DF-61 diyakini memiliki waktu persiapan dan peluncuran lebih cepat dibanding pendahulunya.

Selain itu, ketiga rudal baru tersebut kemungkinan besar memanfaatkan kemajuan teknologi kendaraan luncur hipersonik (hypersonic glide vehicle). Teknologi ini memungkinkan rudal meluncur dengan kecepatan lebih dari Mach 27, menyerang dari arah tak terduga, dan menjangkau jarak yang lebih jauh, sehingga menyulitkan sistem pertahanan udara lawan.

China sendiri sempat menarik perhatian dunia pada 2021, ketika berhasil menguji coba kendaraan luncur hipersonik antarbenua yang mengintari bumi sebelum kembali mengenai target di wilayahnya.

Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal John Hyten, kala itu menilai uji coba tersebut sebagai perkembangan yang "sangat mengkhawatirkan" karena menunjukkan kemampuan China untuk menyerang sasaran di seluruh dunia dengan akurasi tinggi.

Dengan pameran rudal baru ini, para analis memperkirakan produksi ICBM China akan terus melampaui gabungan produksi negara lain.

Beijing diprediksi berupaya menutup kesenjangan jumlah arsenal dengan Amerika Serikat dan Rusia, sekaligus menonjolkan keunggulan teknologi terbaru dalam sistem persenjataannya.

(zdm/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER