Banyak Pejabat Termasuk PM Jepang Mundur karena Budaya Malu

CNN Indonesia
Selasa, 09 Sep 2025 07:20 WIB
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengundurkan diri dari jabatannya pada hari ini, Minggu (7/9).
PM Jepang Shigeru Ishiba mundur usai partainya kalah pemilu. (via REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengundurkan diri dari jabatannya pada Minggu (7/9).

Shigeru Ishiba sebelumnya didesak mundur, karena dinilai bertanggung jawab atas kekalahan bersejarah yang dialami Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam pemilu parlemen pada Juli lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mundurnya perdana menteri di Jepang bukan yang pertama. Sudah beberapa kali PM Jepang mundur dengan alasan yang berbeda-beda namun merujuk pada tanggungjawab sebagai pejabat publik yang gagal dijalankan.

Bahkan Menteri Pertanian Jepang mundur hanya gara-gara berkomentar soal beras yang dinilai tidak pantas.

"Saya bertanya pada diri sendiri apakah pantas bagi saya untuk tetap memegang kendali (kementerian) di saat harga beras sedang kritis," kata Eto kepada wartawan setelah mengajukan pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Shigeru Ishiba, seperti dikutip Kyodo News Mei lalu.

Hampir semua pejabat di Jepang mundur dengan alasan yang nyaris seragam, ketidaksanggupan menjalankan pemerintahan atau dinilai melanggar etika dan kepantasan sebagai pejabat publik. Warga Jepang memang dikenal memiliki budaya malu yang sangat tinggi, yang tidak ingin mencederai nilai-nilai moral dan integritas yang berlaku.

Mengutip situs Indogakuei, budaya malu di Jepang adalah bagian dari turunan budaya Samurai yang bernama Bushido dari zaman Edo (1600-1867). Prinsip itu juga disebut sebagai Baigan Ishido.

Ajaran ini diserap oleh Jepang yang berasal dari filsafat kuno Konfusianisme dari Tiongkok yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Hal yang dapat membuat malu warga Jepang adalah melanggar norma, bermalas-malasan, tidak disiplin, berbuat tidak jujur, dan gagal mencapai tujuan. Tsunemoto Yamamoto menulis buku tentang Hagakure yang berisi tentang semangat, etika, dan citra ideal seorang samurai.

Jurnal Eiko Ikigami juga menjelaskan bahwa dalam budaya Samurai terdiri dari Na (nama), Meiyo (kehormatan), Haji (malu), Chijyoku (malu), Iji (bangga), dan Mengoku (wajah) sebagai integritas terhadap martabat dan prinsip hidup warga negara Jepang.

Dampak yang ditimbulkan dari budaya malu di Jepang memiliki efek yang besar di kehidupan sosial. Misalnya, warga Jepang menjadi orang yang perfeksionis dalam melakukan sesuatu.

Masyarakat Jepang pun menjadi lebih berdedikasi, disiplin, dan bertanggung jawab agar dapat terhindar dari perbuatan yang dapat membuat mereka malu. Maka tidak heran bila ada pejabat yang melakukan kesalahan atau berucap tak pantas mereka akan mundur sebagai bentuk rasa bersalah dan penyesalan.

(imf/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER