Eks Jenderal Militer Israel Akui Korban Perang Gaza 200 Ribu Orang

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Sep 2025 19:50 WIB
Eks jenderal IDF Herzi Halevi mengatakan korban warga Palestina lebih dari 200 ribu orang sejak perang Gaza dimulai.
Eks jenderal IDF Herzi Halevi mengatakan korban warga Palestina lebih dari 200 ribu orang sejak perang Gaza dimulai. (REUTERS/Khamis Al-Rifi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi mengatakan lebih dari 200 ribu warga Palestina telah tewas atau terluka dalam perang di Gaza.

Halevi mengatakan lebih dari 10 persen dari populasi Gaza sebanyak 2,2 juta penduduk telah tewas atau terluka. Angka itu mendekati jumlah yang disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza yang kerap dibantah pejabat Israel sebagai propaganda Hamas.

Melansir The Guardian, Jumat (12/9), jumlah resmi saat ini yang diumumkan adalah 64.718 warga Palestina tewas di Gaza dan 163.859 terluka sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Statistik kementerian Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, tetapi data intelijen militer Israel yang bocor hingga Mei tahun ini menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen korban jiwa adalah warga sipil.

Halevi mengakui sejak awal perang, Israel menggunakan kekuatan penuh tanpa kompromi.

"Ini bukan perang yang lembut. Sejak menit pertama kami langsung bertarung tanpa menahan diri. Sayangnya tidak lebih awal," kata Halevi, menyiratkan bahwa Israel seharusnya bersikap lebih keras terhadap Gaza sebelum serangan 7 Oktober.

Mantan jenderal itu menyampaikan pernyataannya dalam pertemuan komunitas di Israel selatan, tepatnya dengan warga moshav (koperasi pertanian) Ein HaBesor pada awal pekan ini. Rekaman pernyataannya dipublikasikan oleh situs berita Ynet.

Halevi yang mengundurkan diri sejak Maret lalu mengatakan operasi militer Israel di Gaza memang tidak ada yang dilakukan secara lembut. Namun, ia ia bersikeras bahwa IDF tetap beroperasi sesuai batasan hukum humaniter internasional.

Klaim ini sering diulang oleh pejabat Israel sepanjang perang bahwa ada pengacara militer yang dilibatkan dalam setiap keputusan operasi militer. Namun, Halevi membantah nasihat hukum pernah benar-benar memengaruhi keputusan militernya atau keputusan bawahan langsungnya, baik di Gaza maupun di wilayah lain Timur Tengah.

"Tidak sekali pun ada yang membatasi saya. Tidak sekali pun. Bahkan jaksa agung militer (Yifat Tomer-Yerushalmi) tidak punya kewenangan untuk membatasi saya," katanya.

Dalam sebuah kutipan yang tidak ada di rekaman tetapi disebutkan oleh Ynet, Halevi tampak menyiratkan bahwa kepentingan utama pengacara militer Israel adalah meyakinkan dunia luar tentang legalitas tindakan IDF.

"Ada penasihat hukum yang mengatakan: Kami akan tahu bagaimana membela ini secara hukum di dunia, dan ini sangat penting bagi negara Israel," demikian ia dikutip.

Sementara itu, Michael Sfard, seorang pengacara hak asasi manusia Israel, mengatakan pernyataan Halevi "mengonfirmasi bahwa para penasihat hukum hanya lah stempel karet".

"Para jenderal melihat mereka sebagai penasihat biasa yang nasihatnya bisa dipakai atau diabaikan, bukan sebagai profesional hukum yang posisinya menetapkan batasan apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang," kata Sfard.

(fby/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER