Penyelidikan Ungkap Senjata Dipakai Tembak Staf KBRI Lima Milik Polisi

CNN Indonesia
Senin, 15 Sep 2025 16:37 WIB
Kepolisian Peru mengungkap senjata yang dipakai pelaku penembakan staf Kedutaan Besar RI di Lima, Zetro Leonardo Purba, terdaftar milik seorang petugas polisi. (Foto: Connie FRANCE / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penyelidikan kepolisian Peru mengungkap senjata yang dipakai pelaku penembakan staf Kedutaan Besar RI di Lima, Zetro Leonardo Purba, terdaftar milik seorang petugas polisi.

Media lokal Panamericana melaporkan aparat berhasil menyita senjata dan bahan peledak ketika melakukan penangkapan terhadap lima orang tersangka di sebuah hostel di San Martis de Pores pada 9 September lalu. 

Setelah ditelusuri, senjata yang disita tim penyelidik itu diduga milik seorang petugas polisi dari Direktorat Operasi Khusus Nasional.

Polisi yang bersangkutan telah diminta datang memberikan pernyataan untuk mengetahui apakah senjata itu dijual, disewakan, atau disalahgunakan.

Sementara itu, kelima tersangka yang ditangkap terdiri dari tiga warga negara Venezuela dan dua warga negara Kuba. Kelima tersangka diyakini anggota geng kriminal "Los Maleantes del Cono".

Dalam operasi penggerebekan, polisi juga menemukan dan mengamankan sejumlah besar bahan peledak, termasuk sebuah pistol semi-otomatis Taurus kaliber 3,80 dengan nomor seri yang masih utuh.

Kepala Divisi Investigasi Kolonel Juan Carlos Montúfar menyatakan hasil analisis balistik mengonfirmasi bahwa senjata yang sama digunakan dalam penembakan mendiang Zetro.

"Perbandingan antara peluru yang ditemukan di tubuh korban dan selongsong peluru yang diamankan di tempat kejadian perkara menghasilkan hasil positif. Lebih lanjut, telah diidentifikasi bahwa senjata tersebut dapat dikaitkan dengan kasus-kasus lain yang terjadi sejak tahun 2019," ucapnya.

Salah satu tahanan, yang diidentifikasi sebagai Jhaiker Antonio Echenagusía (23) alias 'Malaco', mengaku terlibat langsung dalam penembakan Zetro. Ia menyatakan perannya saat itu membawa penembak dengan sepeda motor ke lokasi peristiwa.

Saat ini, sepeda motor tersebut telah disita untuk diselidiki. Menurut kesaksiannya, ia mendapatkan 300 sol untuk tugas tersebut.

Polisi sejauh ini menduga para tersangka merupakan anggota geng kriminal "Los Maleantes del Cono", sebuah kelompok yang dikenal melakukan pemerasan dan pembunuhan kontrak.

Laporan Panamericana lainnya sementara itu menyatakan bahwa otoritas hingga kini belum mengesampingkan dugaan bahwa pembunuhan Zetro terkait dengan "biaya keluar", sebuah praktik pemerasan yang dilakukan para germo yang menguasai kawasan prostitusi di Lince dan San Juan de Miraflores.

Berdasarkan spekulasi awal, Zetro terlibat dengan beberapa pekerja seks komersial yang beroperasi di luar kelompok kriminal Los Maleantes del Cono.

Zetro meninggal dunia setelah ditembak beberapa kali oleh orang tak dikenal saat sedang bersepeda di depan apartemennya di Kota Lince pada 1 September.

Kepolisian Nasional Peru menyatakan Zetro ditembak oleh pembunuh bayaran.

Zetro merupakan Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima yang bertugas di Peru lima bulan lalu. Kemlu RI telah mengirim nota diplomatik kepada Kemlu Peru agar kasus ini diselidiki hingga tuntas.

Presiden Peru Dina Boluarte sementara itu telah meminta maaf kepada Presiden RI Prabowo Subianto buntut insiden ini.

(blq/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK