Usai Albania, Kini Parpol di Jepang Mau Tunjuk AI Jadi Ketum Partai

CNN Indonesia
Kamis, 18 Sep 2025 08:15 WIB
Partai Path to Rebirth dibentuk Januari lalu oleh Shinji Ishimaru, yang merupakan mantan Wali Kota Akitakata dan politikus nyentrik. (Foto: AFP/YUICHI YAMAZAKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Partai politik baru Jepang, Path to Rebirth, mengumumkan akan menunjuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai pemimpin.

Penunjukan sistem AI sebagai ketua umum partai ini dilakukan setelah pendirinya yang nyentrik, Shinji Ishimaru, mengundurkan diri usai gagal telak membawa partai memenangkan suara dalam pemilu terakhir.

"Pemimpin baru kami adalah AI," kata Koki Okumura, mahasiswa doktoral riset AI yang menyebut dirinya sebagai asisten pemimpin baru partai dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (16/9).

Okumura,mahasiswa Universitas Kyoto berusia 25 tahun, mengatakan detail mengenai AI dan bagaimana penerapannya sebagai ketua partai masih akan dibahas lebih lanjut untuk selanjutnya ditentukan.

Namun, ia menegaskan AI tidak akan mengatur aktivitas politik para anggota, melainkan berfokus pada keputusan administratif, seperti pembagian sumber daya di antara anggota. Okumura sendiri baru-baru ini memenangkan kontes internal partai untuk menggantikan Ishimaru.

Partai Path to Rebirth dibentuk Januari lalu oleh Shinji Ishimaru, yang merupakan mantan Wali Kota Akitakata, sebuah kota kecil di Jepang barat.

Path to Rebirth terbilang "nyentrik" lantaran tidak memiliki platform kebijakan resmi yang kaku seperti partai pada umumnya dan para anggotanya bebas menentukan agenda masing-masing.

Dikutip AFP, Ishimaru sempat mengejutkan publik dengan meraih posisi kedua dalam pemilihan gubernur Tokyo 2024 berkat kampanye daring yang sukses. Namun, ia mundur setelah partainya gagal merebut kursi dalam pemilu majelis tinggi tahun ini.

Meski menarik perhatian media, Path to Rebirth masih kesulitan merebut kursi di parlemen. Seluruh 42 orang kandidatnya kalah dalam pemilihan majelis Tokyo pada Juni lalu.

Begitu juga dengan 10 kandidat yang bertarung di pemilu majelis tinggi pada Juli, semuanya gagal terpilih.

Penggunaan AI memang semakin meluas dan kompleks dalam aktivitas manusia hingga ke ranah politik belakangan ini. Selain Jepang, Albania juga berencana menunjuk AI sebagai menteri untuk memberantas korupsi di negara Eropa tersebut.

Perdana Menteri Albania, Edi Rama, menunjuk kecerdasan buatan yang dinamakan Diella sebagai "menteri" untuk menangani isu korupsi dalam kabinet barunya.

Diella, yang dalam bahasa Albania berarti "matahari", diangkat menjadi bagian dari kabinet Rama pada Kamis pekan lalu.

Rama memperkenalkannya sebagai "anggota kabinet yang tidak hadir secara fisik" dan akan memastikan bahwa "seluruh tender publik 100 persen bebas dari korupsi."

Dengan ini, Diella menjadi menteri AI pertama di dunia.

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK