Delegasi AS Tepuk Tangan saat Netanyahu Tegas Tolak Negara Palestina
Delegasi Amerika Serikat terlihat bertepuk tangan dan berdiri bersama delegasi Israel kala Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan penolakannya terhadap pembentukan Negara Palestina.
Momen itu berlangsung saat Netanyahu menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Jumat (26/9).
Delegasi AS menjadi satu dari sedikit delegasi negara yang bertahan di ruangan setelah sebagian besar hadirin memilih walk out keluar ruangan saat Netanyahu berpidato.
Berdasarkan pantauan live streaming di saluran YouTube UN Web TV, terlihat sekelompok delegasi AS dan Israel berdiri dan bertepuk tangan kala Netanyahu menyatakan penolakan terhadap Negara Palestina.
Dalam pidatonya, Netanyahu juga lagi-lagi membandingkan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu sama seperti serangan teroris Al Qaeda ke AS pada 11 September 2001 lalu.
Serangan Hamas ke Israel itu menjadi pematik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga hari ini yang telah menewaskan lebih dari 65 ribu warga Palestina dan telah dicap PBB sebagai kejahatan genosida.
"Memberikan bangsa Palestina sebuah negara meski hanya satu mil dari Yerusalem setelah 7 Oktober sama saja seperti memberikan Al Qaeda sebuah negara satu mil dari Kota New York setelah serangan 11 September," ucap Netanyahu di depan mimbar ketika sebagian ruangan kosong.
Delegasi AS dan Israel terlihat kompak berdiri dan bertepuk tangan meriah mendengar pernyataan Netanyahu itu.
Netanyahu juga turut mengkritik keras negara-negara yang baru saja mengakui Palestina, terutama di momen Majelis Umum PBB sepekan ini.
Sejumlah negara besar seperti Inggris, Kanada, Australia, Prancis, Denmark, menjadi sedikit dari banyak negara yang kompak mengakui Palestina di pekan Sidang Majelis Umum PBB ini.
Pengakuan terhadap Palestina ini semakin banyak dan meluas, termasuk dari para sekutu AS dan Israel yang semula membela Tel Aviv.
Sejumlah negara Eropa hingga Uni Eropa sendiri telah mengecam agresi brutal Israel dan mendesak Tel Aviv untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan di Gaza. Beberapa negara Eropa bahkan telah menjatuhkan dan mempertimbangkan penerapan sanksi terhadap Israel.
"Kalian semua tidak melakukan hal baik. Kalian malah melakukan hal yang salah, sangat-sangat salah," ujar Netanyahu mengkritik negara-negara tersebut.
Netanyahu juga menyulut ujaran sara dengan mengatakan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina hanya akan meningkatkan serangan terhadap orang Yahudi dan "orang-orang tak bersalah di mana pun."
Netanyahu juga kembali menegaskan mengakui negara Palestina sama saja memberikan hadiah bagi Hamas.
Sampai saat ini, sudah ada 157 negara yang mengakui secara resmi Palestina sebagai sebuah negara. Meski begitu, Palestina belum menjadi anggota penuh PBB.
(rds)