Trump Ultimatum Government Shutdown Bikin PHK Massal: Demokrat Gila

CNN Indonesia
Senin, 29 Sep 2025 17:45 WIB
Presiden AS Donald Trump memperingatkan ancaman government shutdown akan berbuntut pemecatan massal pegawai negeri pemerintah federal. (Foto: AFP/ANGELA WEISS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan ancaman penutupan pemerintahan (government shutdown) akan berbuntut pemecatan massal pegawai negeri pemerintah federal.

Pernyataan itu diutarakan Trump menyusul perseteruan alot antara partai Republik dan Demokrat di Kongres soal rencana anggaran pemerintah federal. Partai Demokrat masih ogah menyepakati usulan anggaran yang diajukan pemerintah hingga saat ini menjelang tenggat fiskal pada pukul 00.00 30 September nanti.

Trump mengatakan dengan situasi yang masih alot saat ini, government shutdown kemungkinan akan terjadi. Jika batas waktu terlewati, layanan penting pemerintahan akan terhenti.

"Bisa jadi, ya (government shutdown). Karena Demokrat gila, mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan," kata Trump kepada wartawan di Oval Office Gedung Putih ketika ditanya apakah government shutdown kemungkinan terjadi. 

Gedung Putih juga telah memerintahkan lembaga pemerintah federal bersiap menghadapi pemutusan hubungan kerja sementara berupa cuti tanpa upah (furlough) selama penutupan pemerintahan berlangsung.

Dalam memo yang diperoleh AFP, Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih (OMB) memerintahkan lembaga federal untuk "memanfaatkan kesempatan ini guna mempertimbangkan penerbitan Reduction in Force (RIF) bagi seluruh pegawai."

Langkah ini akan menambah penderitaan para pekerja pemerintah, setelah pemecatan massal yang sebelumnya diterapkan Trump melalui Kementerian Efisiensi Pemerintah (DOGE) awal tahun ini.

Sementara itu, Partai Demokrat menolak proposal Partai Republik, kecuali jika sebagian pemangkasan anggaran dibatalkan dan subsidi layanan kesehatan yang ada diperpanjang.

Jika lolos, rancangan undang-undang itu pun hanya akan menjadi solusi sementara, yang membiayai lembaga federal hingga 21 November.

Kongres terakhir kali menghadapi goverment shutdown yakni pada Maret lalu, ketika Partai Republik menolak berunding dengan Demokrat terkait pemangkasan anggaran besar-besaran yang diusulkan Trump dan pemecatan ribuan pegawai federal.

Apa dampak government shutdown?

Penutupan pemerintahan akan membuat operasi non-esensial lumpuh dan ratusan ribu pegawai sipil dirumahkan dan tidak menerima gaji sementara.

Namun, government shutdown kali ini cukup berbeda lantaran memo Gedung Putih juga memerintahkan tiap lembaga federal untuk mengajukan rencana pengurangan pegawai permanen dan menginformasikan hal tersebut kepada para pekerja.

Memo itu menyalahkan "tuntutan gila" dari Partai Demokrat dan menuduh mereka melanggar tren 10 tahun terakhir, di mana kedua partai biasanya mencapai kesepakatan bipartisan untuk menghindari penutupan di periode yang sama setiap tahun.

Pertarungan mengenai penutupan anggaran memang telah menjadi ciri khas politik AS di bawah pemerintahan Partai Republik maupun Demokrat, di tengah semakin mandek dan terpolarisasinya Washington.

Pekan lalu, Senat Demokrat menolak rancangan undang-undang pendanaan sementara yang buru-buru disahkan DPR yang dikuasai Republik dalam upaya mencegah penutupan.

Trump kemudian membatalkan pertemuan pada Selasa dengan para pemimpin Demokrat di Kongres, dengan alasan tidak akan bertemu mereka sampai mereka "menjadi realistis" dalam tuntutannya.

Partai Republik memang memiliki mayoritas tipis di kedua majelis Kongres, namun karena aturan Senat, mereka tetap membutuhkan dukungan dari pihak oposisi dalam hal ini Demokrat.

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK