Pemerintah Presiden Venezuela Nicolás Maduro siap mengumumkan keadaan darurat jika Amerika Serikat meluncurkan serangan militer ke Venezuela.
Wakil Presiden Delcy Rodríguez pada Senin (29/9) mengatakan klaim AS terkait serangannya ke kapal-kapal Venezuela merupakan "kebohongan besar", karena alih-alih memerangi perdagangan narkoba, AS justru ingin merebut sumber daya alam Venezuela.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan dan sasarannya hanya satu: cadangan minyak, gas, emas, mineral, [dan] kekayaan hayati yang dimiliki Venezuela," ucap Rodríguez seperti dikutip The Guardian.
Rodríguez berkata demikian setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump belakangan meningkatkan ketegangan di Laut Karibia. Trump mengerahkan angkatan laut besar-besaran ke sana serta meluncurkan serangan udara ke kapal-kapal Venezuela yang diklaim untuk memerangi perdagangan narkoba.
Serangan AS ke kapal-kapal ini telah menewaskan sedikitnya 17 orang.
Sejumlah sumber pemerintahan AS sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa Trump mempertimbangkan untuk memberantas kartel narkoba di Venezuela, termasuk dengan meluncurkan serangan di dalam negara tersebut.
Rodríguez pun memperingatkan bahwa akan ada "bencana" apabila AS benar-benar melancarkan serangan militer ke wilayah Venezuela.
"Apa yang dilakukan pemerintah AS, apa yang dilakukan panglima perang Marco Rubio terhadap Venezuela merupakan ancaman," ujar Rodriguez, seperti dikutip Reuters.
Rodríguez menekankan bahwa jika keadaan darurat diberlakukan, maka Presiden Maduro memiliki wewenang khusus untuk memobilisasi angkatan bersenjata, menyegel perbatasan negara, dan menempatkan militer sebagai penanggung jawab infrastruktur utama.
"Kami tidak akan pernah menyerahkan tanah air kami! Tidak akan pernah!" ujarnya menegaskan.