Warga Swedia mulai menimbun bahan makanan untuk berjaga-jaga terjadi perang. Hal itu dilakukan karena konflik di Eropa terasa makin dekat dan pemerintah mendorong warga untuk lebih siap.
Dalam sebuah pameran kesiapsiagaan di barat daya Stockholm, Sirkka Petrykowska (71) mengatakan kepada AFP bahwa ia serius menghadapi kemungkinan perang dan berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin.
"Saya sudah membeli kompor camping. Saya mengikuti kursus tentang cara pengawetan tradisional, di mana sayuran, daging, dan buah bisa diawetkan hingga 30 tahun tanpa lemari es," kata Petrykowska, dikutip AFP, Sabtu (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga sudah menyiapkan selimut untuk kehangatan, membeli kompor gas untuk pemanas, dan menimbun persediaan di rumah pedesaan saya," lanjutnya.
Pada akhir September lalu, Swedia menggelar Pekan Kesiapsiagaan tahunan, di mana pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran publik sebagai bagian dari strategi "pertahanan total" negara itu.
Strategi itu dihidupkan kembali pada 2015 setelah Rusia mencaplok Krimea, dan langkah-langkah tambahan diperkenalkan termasuk penunjukan menteri pertahanan sipil setelah invasi penuh Rusia ke Ukraina pada 2022.
Tujuannya adalah untuk memobilisasi seluruh masyarakat, mulai dari pemerintah, warga, hingga dunia usaha, untuk bersama-sama melawan agresi bersenjata sambil menjaga fungsi-fungsi esensial tetap berjalan.
Di Swedia, fokus utamanya adalah tanggung jawab masing-masing orang. Warga diminta menyiapkan persediaan makanan yang cukup untuk hidup mandiri setidaknya tujuh hari tanpa bantuan luar saat terjadi krisis.
"Dengan begitu sumber daya bisa lebih dulu diarahkan, misalnya, untuk orang lanjut usia dan orang sakit. Sementara itu, masyarakat punya waktu untuk menyesuaikan diri sehingga semua orang bisa mendapat bantuan," tulis Badan Pangan Swedia di situs resminya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Sipil Swedia (MSB) telah menerbitkan daftar makanan yang direkomendasikan untuk ditimbun, yakni yang tinggi lemak dan protein serta mudah disimpan.
Daftar itu mencakup pesto, daging atau ikan kering, selai, cokelat, kentang tumbuk, susu bubuk, dan biskuit.
Martin Svennberg, seorang pengembang bisnis dari Stockholm, benar-benar menanggapi saran itu dan menimbun persediaan makanan cukup banyak di ruang bawah tanah rumahnya untuk keluarganya.
Di dalam kotak-kotak yang ditumpuk di gudang sempit terdapat 100 kg tepung, puluhan kaleng makanan, serta berbagai makanan kering beku. Makanan itu cukup untuk bertahan tiga bulan.
Bagi dirinya, makanan bukan hanya soal kebutuhan fisik, tetapi juga dukungan moral, yang sangat penting dalam situasi darurat.
"Menyimpan makanan yang kamu suka dan biasa kamu makan dalam kehidupan sehari-hari, menurut saya itu sangat penting," kata Svennberg.
"Maksud saya, ketika kamu pulang ke rumah ibu atau ayahmu dan mendapat makanan yang mereka buat sejak kamu kecil, kamu merasakan kelegaan dan nostalgia. Hal yang sama juga berlaku untuk makanan dalam situasi krisis."
(fby/chri)