Israel dan Palestina memulai pembicaraan rencana gencatan senjata yang diusulkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pembicaraan tidak langsung antara negosiator Israel dan Palestina resmi dimulai pada Senin (6/10) malam di Mesir.
Proses negosiasi ini dimediasi oleh perwakilan dari Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Turki. Diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat yang mengetahui jalannya negosiasi mengatakan pembicaraan akan fokus pada implementasi gencatan senjata di Jalur Gaza serta mekanisme penyerahan kekuasaan dari kelompok Hamas kepada entitas pemerintahan yang lebih moderat dan dapat diterima oleh komunitas internasional.
Presiden Trump sebelumnya menyampaikan bahwa ia memperkirakan negosiasi ini hanya akan memakan waktu dua atau tiga hari dan mendesak para pihak untuk bergerak cepat.
Dalam wawancara dengan CNN, Trump memperingatkan bahwa Hamas akan menghadapi kehancuran total jika menolak untuk menyerahkan kekuasaan di Gaza.
Pada Jumat lalu, Trump juga telah secara terbuka meminta Israel untuk menghentikan kampanye pengeboman di Gaza. Namun, sejak pernyataan itu, lebih dari 100 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara lanjutan yang dilakukan Israel.
Warga Gaza yang diwawancarai menggambarkan kondisi kehancuran total di berbagai wilayah dan mengungkapkan harapan besar terhadap tercapainya gencatan senjata yang adil dan bertahan lama.
Di sisi lain, aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, turut menjadi sorotan setelah dideportasi oleh otoritas Israel. Thunberg diketahui ikut dalam armada bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan ditahan selama beberapa hari. Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa ia telah dipulangkan dan tiba di Yunani pada Senin malam.