Hamas telah menyerahkan daftar nama warga Palestina yang ditahan Israel, untuk dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama.
Dalam kesepakatan itu, Hamas setuju membebaskan seluruh 48 orang sandera di Gaza, termasuk yang tewas. Sebagai gantinya, Israel harus membebaskan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman penjara seumur hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu nama yang diajukan Hamas adalah pemimpin Tanzim, Marwan Barghouti, yang dijatuhi hukuman seumur hidup, demikian dikutip media lokal Israel.
Selama agresi, Israel telah menangkap ribuan warga Palestina secara sewenang-wenang dan menjebloskan mereka ke pengadilan tanpa melalui proses hukum yang sesuai.
Dalam laporan Wall Street Journal mengutip sumber negara Arab, Hamas juga menuntut Israel menyerahkan jenazah pemimpin kelompok ini Yahya Sinwar dan Mohammad Sinwar.
Israel sebelumnya sempat menolak pengembalian jenazah kakak-beradik itu dan mengeklaim telah menyimpan di tempat rahasia.
Selain itu, Hamas juga telah meminta sejumlah nama untuk dibebaskan dari penjara Israel di antaranya pemimpin gerakan Fatah Marwan al-Barghouti dan ketua Front Populer untuk Pembebasan Palestina Ahmed Saadat.
Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata tahap pertama, dalam negosiasi yang digelar Rabu (8/10). Pengumuman itu disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui media sosial buatannya, Truth Social.
"Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel telah menandatangani Tahap Pertama Rencana Perdamaian (Peace Plan) kami," tulis Trump.
Semua sandera, kata dia, akan dibebaskan dan Israel akan menarik pasukan ke garis yang disepakati.
Selain pertukaran tahanan, minimal 400 truk yang membawa bantuan kemanusiaan juga akan masuk ke Jalur Gaza setiap hari, selama lima hari pertama gencatan senjata. Penyaluran bantuan itu akan ditingkatkan pada hari-hari berikutnya.