Pihak berwenang Iran meresmikan stasiun kereta Saint Mary di Teheran untuk menghormati warga Kristiani.
Stasiun Metro Saint Mary berada di dekat pusat keagamaan komunitas Armenia di Teheran, dua menit dari Gereja Saint Sarkis, demikian dikutip media lokal Iran, Pars Today, Selasa (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi itu membuat akses ke kebudayaan Armenia dan pusat keagamaan lebih mudah dijangkau publik.
Di Iran, banyak komunitas Armenia dengan total sekitar 300.000. Mayoritas menganut Gereja Apostolik Armenia.
Penamaan stasiun di Teheran memicu pujian dari warga non-Iran di media sosial. Beberapa menyebut Saint Mary jadi simbol perlawanan narasi yang selama ini digemakan media-media Barat tentang Iran yang dianggap intoleransi dan radikal.
"Iran ternyata tak seradikal yang digambarkan media Barat," kata salah satu netizen.
"Tindakan yang baik untuk mempromosikan harmoni dan menghormati umat Kristiani di negara itu," tulis warganet lain.
Netizen lain menyebut Islam menghargai setiap agama. "Ini adalah bentuk murni Islam yang diikuti Iran," kata dia.
Pujian juga muncul dari para aktivis. Mereka membandingkan perlakuan Iran dan Israel terhadap umat Kristen.
"Umat Kristen lebih aman di Iran dibanding di Israel," kata mereka.
Iran merupakan negara mayoritas Muslim yang menetapkan hukum-hukum Islam. Mayoritas masyarakat di sana memeluk Islam dan berhaluan Syiah.
Jumlah umat Muslim di Iran mencapai 99,4 persen. Meski demikian,agama lain seperti Kristen, Yahudi, dan Zoroaster (Majusi) diakui secara resmi.
(isa/rds)