Presiden Kolombia Tuding AS Langgar Kedaulatan dan Membunuh Nelayan
Presiden Kolombia Gustavo Petro pada Sabtu (18/10) menuduh Amerika Serikat (AS) telah melanggar kedaulatan negaranya dan membunuh seorang nelayan, tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi pasukannya melakukan serangan lain dalam kampanye militer melawan "narkoba teroris".
Trump telah menggelar kampanye militer yang menurut dia bertujuan untuk membendung aliran narkoba dari Amerika Latin ke AS.
AS menjelaskan operasi militer itu telah memberikan pukulan telak terhadap perdagangan narkoba. Namun sejauh ini AS tidak memberi bukti-bukti bahwa setidaknya 27 orang yang ditewaskan adalah penyelundup narkoba.
"Pejabat pemerintah AS telah melakukan pembunuhan dan melanggar kedaulatan kami di perairan teritorial kami. Nelayan Alejandro Carranza tidak memiliki hubungan dengan pengedar narkoba dan aktivitas sehari-harinya adalah menangkap ikan," kata Petro di X.
Lihat Juga : |
Carranza tewas setelah kapalnya diserang pasukan AS pada September saat sedang mencari ikan di Karibia. Informasi ini berdasarkan kesaksian video anggota keluarganya yang dibagikan Petro di X.
Para ahli mengatakan pembunuhan mendadak seperti itu ilegal, meski menargetkan para pengedar narkotika.
"Kapal Kolombia itu terombang-ambing dan sinyal marabahayanya menyala," kata Petro, merujuk pada serangan yang menewaskan Carranza.
"Kami menunggu penjelasan dari pemerintah AS."
Kapal selam selundupkan narkoba
Trump mengatakan pada Sabtu bahwa AS akan memulangkan dua tersangka pengedar narkoba ke negara asal mereka, Ekuador dan Kolombia, setelah serangan militer terhadap "kapal selam penyelundup narkoba" jenis fentanil mereka di Karibia yang menewaskan dua orang lainnya.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menghancurkan KAPAL SELAM PEMBAWA NARKOBA yang sangat besar yang sedang berlayar menuju Amerika Serikat melalui rute transit perdagangan narkoba yang terkenal," kata Trump di Truth Social.
"Dua teroris tewas. Dua teroris yang selamat sedang dipulangkan ke negara asal mereka, Ekuador dan Kolombia, untuk ditahan dan diadili," tulis Trump lagi.
Petro mengonfirmasi tersangka asal Kolombia telah dipulangkan dan akan menghadapi tuntutan hukum.
"Kami senang dia masih hidup dan akan dituntut sesuai hukum," kata Petro di X.
Tersangka narkoba Kolombia itu adalah pria berusia 34 tahun. Kementerian Dalam Negeri menjelaskan kondisi kesehatannya serius saat dikirim AS.
"Dia tiba dengan trauma otak, dibius, diberi obat bius, dan bernapas dengan ventilator," kata Menteri Dalam Negeri Armando Benedetti.
Setidaknya enam kapal, sebagian besar speedboat, telah menjadi sasaran serangan AS di Karibia sejak September, dengan Venezuela diduga sebagai asal beberapa di antaranya.
Washington belum mengungkapkan titik keberangkatan kapal selam yang diduga sebagai penyelundup narkoba dalam serangan terbaru tersebut.
Kapal semi-submersible yang dibangun di galangan kapal gelap di hutan telah bertahun-tahun digunakan untuk mengangkut kokain dari AS, khususnya Kolombia, ke Amerika Tengah atau Meksiko, biasanya melalui Samudra Pasifik.
Pemerintah Petro telah berulang kali mengkritik kampanye militer AS. Bulan lalu, ia mendesak PBB membuka proses pidana terhadap Trump atas serangan tersebut.
(fea)