Presiden Amerika Serikat Donald Trump menganggap remeh kritikan sejumlah pejabat dan tokoh politik yang menyebut dirinya merenovasi Gedung Putih seenaknya usai membongkar Sayap Timur (East Wing) untuk dijadikan aula dansa.
Sejumlah tokoh Demokrat, termasuk mantan Ibu Negara sekaligus rivalnya di pilpres AS, Hillary Clinton, menuduh Trump tidak menghormati kediaman resmi presiden dengan pembongkaran itu. Sebelum dibongkar, Sayap Timur Gedung Putih atau East Wing merupakan ruang kerja bagi Ibu Negara AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih merespons kritikan, Trump malah menganggap suara bising dari proyek tersebut adalah "musik di telinga saya."
"Kami sedang membangun aula dansa kelas dunia," ujar Trump dalam acara makan siang bersama para senator Republik di Gedung Putih pada Selasa (21/10).
Acara makan siang itu memang diiringi suara deru dan bunyi mesin konstruksi yang sedang berlangsung.
"Kalian mungkin mendengar suara indah dari pekerjaan konstruksi di belakang. Kalian dengar itu? Oh, itu musik di telinga saya. Saya menyukai suara itu," ujar Trump menambahkan seperti dikutip AFP.
Pengusaha properti berusia 79 tahun itu juga menegaskan bahwa biaya proyek senilai 250 juta dolar AS tersebut tidak akan dibebankan kepada pembayar pajak.
"Setiap kali mendengar suara itu, saya teringat uang. Dalam hal ini, saya teringat tidak adanya uang-karena saya lah yang membayarnya," ujarnya mengenai suara pembongkaran itu.
Trump mengatakan bahwa ia turut menanggung sebagian biaya pembangunan aula dansa besar tersebut, sementara sisanya akan ditanggung oleh para donor swasta dan korporasi.
Pekan lalu, Trump menggelar jamuan makan malam mewah bagi para donor yang dihadiri sejumlah eksekutif perusahaan teknologi besar AS, meskipun Gedung Putih belum merilis daftar tamu maupun rincian nominal sumbangan.
Salah satu mantan penghuni Sayap Timur menjadi pihak pertama yang melontarkan kritik terhadap proyek Trump.
"Itu bukan rumahnya. Itu rumah kalian. Dan dia sedang menghancurkannya," ujar Hillary Clinton ketika ditanya soal renovasi tersebut.
Politikus Demokrat lainnya membandingkan proyek tersebut dengan upaya Trump untuk mengubah struktur pemerintahan federal dan menyerang lawan-lawan politiknya.
"Pembongkaran Sayap Timur terasa sangat simbolis terhadap apa yang Trump lakukan terhadap demokrasi kita," tulis Senator Mazie Hirono dari Hawaii di platform X.
"Dia berbohong bahwa dia melindunginya, lalu menghancurkannya tepat di depan mata kita."
Senator senior Elizabeth Warren menambahkan, "Saat rakyat Amerika berjuang menghadapi biaya hidup yang melambung, Donald Trump tidak bisa mendengar kalian karena suara buldoser yang merobohkan Sayap Timur Gedung Putih demi membangun aula dansa megah baru."
Gedung Putih menampik kritik tersebut dengan menyebutnya sebagai "reaksi berlebihan yang dibuat-buat."
"Dalam contoh terbaru dari kemarahan palsu, kaum kiri yang tidak rasional dan sekutu media palsu mereka kini berpura-pura terkejut atas tambahan visioner Presiden Donald J. Trump berupa aula dansa megah yang dibiayai secara pribadi di Gedung Putih," demikian pernyataan resmi Gedung Putih.
Gedung Putih menyebut aula tersebut sebagai "pembaharuan berani dan penting yang sejalan dengan sejarah panjang renovasi dan perbaikan" oleh presiden-presiden sebelumnya.
(rds)