Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance mengunjungi Israel untuk memastikan penerapan gencatan senjata pemerintahan Benjamin Netanyahu dan Hamas terlaksana.
Dia juga ingin memastikan kesepakatan tersebut tak akan gagal saat banyak pihak termasuk pejabat AS meragukannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang kita saksikan pekan lalu memberi saya optimisme besar bahwa gencatan senjata akan berhasil," kata Vance dalam konferensi pers pada Selasa (21/10), dikutip CNN.
Dia lalu berujar, "Saya merasa sangat optimis. Apakah bisa saya katakan dengan kepastian 100 persen ini akan berhasil? Tidak."
Vance juga menolak memberi batas waktu pengembalian sisa sandera Israel dan pelucutan senjata Hamas. Ia cuma menyebut upaya itu memakan waktu.
Wapres tersebut turut menggemakan pernyataan Presiden Donald Trump yang bersumpah akan membasmi Hamas jika mereka melanggar gencatan senjata.
"Jika Hamas tak mematuhi kesepakatan itu, hal-hal buruk akan terjadi. Tapi, saya tak akan melakukan apa yang sejauh ini ditolak Presiden Amerika Serikat, yaitu menetapkan tenggat waktu yang jelas, karena ini sulit," ungkap Vance.
Di kesempatan ini, Vance mengatakan akan ada upaya lanjutan untuk menengahi perselisihan yang muncul.
Kehadiran Vance di Israel untuk memberi peringatan ke Netanyahu agar mereka betul-betul mematuhi gencatan senjata usai muncul kekhawatiran perdana menteri itu akan menggugurkannya.
Salah satu pejabat AS menggambarkan situasi itu sebagai "Bibisitting", atau unjuk kekuatan dari pejabat tinggi untuk menekan Netanyahu dan memperjelas pandangan AS.
Gencatan senjata, lanjut pejabat itu, harus cukup kuat untuk bertahan lebih lama dari pertempuran yang tak terelakkan.
Sumber itu juga mengatakan beberapa pihak di AS meyakini gencatan paling rentan adalah kesepakatan jangka pendek. Itulah sebabnya perjalanan Vance perlu dilakukan usai kunjungan Trump pekan lalu.
Kunjungan Vance ke Israel ini berlangsung kala Israel dan Hamas saling menyalahkan telah melanggar gencatan senjata.
Alih-alih mematuhi gencatan, Netanyahu malah memamerkan bahwa militer Israel sudah menjatuhkkan153 ton bom ke Gaza sejak gencatan senjata berlangsung. Hal itu diutarakan Netanyahu di depan parlemen Israel dengan dalih sebagai respons atas klaimnya bahwa Hamas lah yang melanggar gencatan.
Sementara itu, kantor media di Gaza melaporkan Israel setidaknya telah lebih dari 50 kali melanggar perjanjian gencatan dengan melancarkan berbagai serangan yang telah menewaskan hampir 100 orang sejak 10 Oktober lalu.
(isa/rds)