Menteri Israel Minta Maaf usai Hina Arab Saudi Suruh Naik Unta Saja

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2025 16:12 WIB
Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, menyampaikan penyesalan usai menghina Arab Saudi dan menyebut pernyataannya sebagai "tidak pantas".
Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, menyampaikan penyesalan usai menghina Arab Saudi dan menyebut pernyataannya sebagai "tidak pantas". (Foto: REUTERS/AMIR COHEN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, menyampaikan penyesalan usai menghina Arab Saudi dan menyebut pernyataannya sebagai "tidak pantas".

Permintaan maaf Smotrich ini muncul setelah dirinya mengatakan bahwa Arab Saudi bisa "terus menunggang unta" jika berupaya menuntut pembentukan negara Palestina merdeka sebagai syarat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernyataan saya tentang Arab Saudi tidak pantas, dan saya menyesal jika hal itu menyinggung pihak mana pun," ujar Smotrich dalam sebuah pernyataan video yang ia unggah di platform X.

Namun, ia juga menegaskan bahwa ia berharap pihak Saudi tidak menghina Israel.

"Saya juga tidak bersedia menerima kemunafikan. Sama seperti saya tidak berniat menghina pihak Saudi, saya berharap mereka juga tidak menghina saya, atau lebih tepatnya, tidak menghina kami," katanya lagi seperti dikutip AFP.

"Siapa pun yang menyangkal hubungan yang hidup dan mendalam yang kami miliki dengan wilayah tanah air kami di Yudea dan Samaria, berarti telah menghina kami," tambahnya.

Smotrich menggunakan Yudea dan Samaria untuk menyebut pendudukan Israel di Tepi Barat sebagaimana istilah di Alkitabnya.

Smotrich sendiri tinggal di sebuah permukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Dia dikenal sebagai pendukung vokal aneksasi wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 itu.

Penghinaan terhadap Saudi bermula ketika Smotrich sedang berbicara dalam sebuah konferensi di Israel pada Rabu.

Ia menyatakan jika Arab Saudi mengatakan normalisasi hubungan dengan Israel hanya dapat dilakukan dengan imbalan berdirinya negara Palestina, maka lebih baik tidak usai terjadi. 

"Teruslah menunggang unta di pasir gurun Saudi; kami akan terus berkembang sungguh-sungguh, dengan ekonomi, masyarakat, negara, dan segala hal besar dan luar biasa yang kami tahu cara mewujudkannya," ujarnya yang kemudian memicu kecaman di Israel.

Pemimpin oposisi Yair Lapid segera mengecam pernyataan tersebut.

"Kepada sahabat-sahabat kami di Kerajaan Arab Saudi dan di seluruh Timur Tengah, Smotrich tidak mewakili Negara Israel," tulis Lapid di X dalam bahasa Arab, seraya menyerukan agar Smotrich meminta maaf.

Mantan menteri pertahanan Benny Gantz, tokoh oposisi lainnya, juga mengecam komentar Smotrich itu.

"Itu menunjukkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memahami tanggung jawabnya sebagai menteri senior dalam pemerintahan dan kabinet," ujar Gantz.

Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 melalui perjanjian Abraham Accords yang dimediasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Saudi telah lama dibidik AS, terutama Trump, untuk ikut masuk dalam Abraham Accords dan menormalisasi hubungan dengan Israel.

Namun, pembicaraan normalisasi antara Arab Saudi dan Israel terhenti setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza.

Terlebih, Saudi selama ini menjaga jarak soal normalisasi hubungan dengan Israel lantaran posisinya sebagai pemimpin negara Arab dan solidaritas terhadap Palestina.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER