Dokter Bedah Selandia Baru Angkat 100 Magnet dari Usus Remaja 13 Tahun

CNN Indonesia
Senin, 27 Okt 2025 20:30 WIB
Dokter bedah Selandia Baru temui 100 magnet di usus remaja 13 tahun. (Istockphoto/gorodenkoff)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dokter bedah di Selandia Baru terpaksa membedah usus remaja pria berusia 13 tahun akibat menelan 100 magnet berukuran kecil.

Dokter harus mengangkat sebagian usus remaja tersebut untuk mengeluarkan magnet yang ditelannya.

Benda kecil berdaya tinggi tersebut diketahui dibeli dari aplikasi Temu secara illegal. Magnet itu dipasarkan sebagai mainan anak-anak dengan harga terjangkau.

"Kami melaporkan kasus seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan nyeri perut umum selama empat hari," tulis para ahli bedah di Rumah Sakit Tauranga di New Zealand Medical Journal seperti dikutip Independent.

"Ia mengungkapkan telah menelan sekitar 80-100 magnet neodymium berdaya tinggi berukuran 5x2 mm sekitar satu minggu sebelumnya, yang dibeli dari pasar daring luar negeri (Temu)," tulis mereka dalam penelitian tersebut.

Neodymium merupakan logam dengan unsur kimia yang digunakan dalam pembuatan beberapa magnet paling kuat dan kini mudah diperoleh melalui penjualan daring

Menurut sebuah tulisan di blog University of California Davis Health, magnet-magnet ini bisa menimbulkan kerusakan serius, memerlukan operasi, atau bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

Produk seperti magnet ini biasanya dipasarkan sebagai mainan anak-anak dan dapat digunakan sebagai mainan fidget.

"Sayangnya, magnet tersebut berwarna cerah dan berbentuk bola-bola kecil, sehingga anak-anak mudah menelan magnet berdaya tinggi ini. Produk berbahaya tersebut dilarang dijual di Australia dan Selandia Baru," ujar Profesor Alex Sims dari Universitas Auckland.

Selandia Baru sudah membuat hukum yang melarang penjualan magnet untuk penggunaan pribadi atau rumah tangga, tetapi lembaga pendidikan masih menggunakannya sebagai pengajaran atau dalam produk lainnya.

"Harusnya orang tua tidak membiarkan anak-anak membeli barang di pasar daring tanpa sepengetahuan mereka, sehingga semua pembelian harus membutuhkan pendamping dari orang tua," ujar Dr Sims.

Munculnya kasus ini membuat Temu juga mengatakan bahwa pihak mereka sedang melakukan peninjauan internal.

(rnp/rnp/jun)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK