Israel Kembali Bombardir Gaza di Tengah Gencatan Senjata, 9 Tewas

CNN Indonesia
Rabu, 29 Okt 2025 04:13 WIB
Pesawat Israel membombardir Gaza di tengah kesepakatan gencatan senjata usai Netanyahu memerintahkan militer segera melancarkan serangan dahsyat.
Pesawat Israel membombardir Gaza di tengah kesepakatan gencatan senjata usai Netanyahu memerintahkan militer segera melancarkan serangan dahsyat. Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Mahmoud Issa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pesawat Israel kembali membombardir Gaza di tengah kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Serangan dilancarkan usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk melancarkan serangan dahsyat ke Gaza.

Perintah menyerang muncul usai Netanyahu Hamas melanggar gencatan senjata.

Setidaknya, dua orang tewas dan empat lainnya luka-luka dalam serangan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Sabra, dan sebuah area di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit operasional terbesar di Gaza utara. Namun, Hamas menyebut korban tewas mencapai 9 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menuduh Hamas menyerang pasukan Israel di Gaza, tanpa mengungkap lokasi serangan itu. Ia bersumpah Hamas akan membayar mahal untuk peristiwa itu, juga untuk pelanggaran perjanjian pengembalian jenazah para sandera.

"Serangan Hamas hari ini terhadap tentara IDF di Gaza merupakan pelanggaran batas, yang akan ditanggapi IDF dengan kekuatan besar," ucap Katz dikutip AFP, Rabu (29/10).

Militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi soal serangan tersebut. Ini merupakan kekerasan terbaru dalam gencatan senjata yang telah berlangsung selama tiga minggu.

Namun kepada Reuters, seorang pejabat militer Israel mengklaim Hamas telah melanggar gencatan senjata dengan menyerang pasukan Israel di wilayah kantong yang berada di bawah kendali Israel.

"Ini merupakan pelanggaran gencatan senjata yang mencolok lainnya," kata pejabat itu, Rabu (29/10).

Kesepakatan gencatan senjata yang dimotori AS mulai berlaku pada 10 Oktober lalu. Tetapi kini, Israel maupun Hamas sama-sama saling menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan 68 ribu orang tewas akibat genosida Israel, serta ribuan lainnya masih hilang.

Selasa lalu, media Israel melaporkan adanya baku tembak antara pasukan Israel dan pejuang Hamas di Kota Rafah, Gaza selatan.

Militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. Sementara itu, Hamas membantah bertanggung jawab atas peristiwa di Rafah.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menegaskan tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Netanyahu tampaknya terus mencari celah untuk menyerang Gaza. Sebelumnya, ia menuding Hamas melanggar gencata senjata lantaran menyerahkan beberapa jasad yang salah dalam proses pengembalian jenazah para sandera ke Israel.

Netanyahu mengatakan jenazah yang diserahkan pada Senin kemarin adalah Ofir Tzarfati, seorang warga Israel yang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurutnya, jenazah itu telah diambil sebagian oleh pasukan Israel selama agresi.

Hamas semula menanggapi pernyataan Israel dengan mengatakan akan menyerahkan jenazah seorang sandera yang ditemukan di sebuah terowongan di Gaza, untuk dikembalikan kepada Israel pada Selasa.

Namun, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, kemudian mengumumkan menunda penyerahan yang direncanakan, dengan alasan Negeri Zionis telah melanggar gencatan senjata.

Hamas juga mengatakan Netanyahu sedang mencari alasan untuk mengingkari kewajiban Israel dalam kesepatan damai.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Hamas harus membebaskan semua sandera yang masih hidup dengan imbalan hampir 2.000 narapidana Palestina dan tahanan perang. Mereka ditahan tanpa melewati proses peradilan.

Sementara Israel harus menarik pasukannya dan menghentikan serangannya di Gaza, berdasarkan perjanjian gencatan senjata.

Hamas telah setuju untuk menyerahkan jenazah semua sandera tewas yang belum ditemukan, tetapi akan membutuhkan waktu. Sebab, mereka kesulitan menemukan dan mengambil jenazah-jenazah tersebut di tengah reruntuhan Gaza yang porak-poranda dihancurkan Israel.

Namun, Israel mengatakan Hamas dapat mengakses jenazah sebagian besar sandera. Klaim itu klaim dibantah Hamas. Brigade Al-Qassam menyebut pihaknya tidak mengetahui di mana jenazah-jenazah yang tersisa berada. Sebab, pemboman gila-gilaan oleh Israel selama dua tahun telah membuat lokasi-lokasi di Gaza tidak dapat dikenali lagi.

Pencarian jenazah sandera meningkat selama beberapa hari terakhir, setelah kedatangan alat berat dari Mesir.

Buldoser tampak bekerja di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, hingga lebih jauh ke utara di Kamp Nuseirat, sementara para pejuang Hamas dikerahkan di sekitar alat-alat berat.

Beberapa jenazah diyakini berada di jaringan terowongan Hamas yang membentang di bawah Gaza.

Saksi mata di Khan Younis mengatakan tim Mesir dan pejuang Hamas menggali dalam-dalam di dekat Hamad Housing City yang didanai Qatar. Gambar Reuters menunjukkan penggaliannya sekitar 12 meter di bawah permukaan.

(pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER