Trump Dapat Hadiah Mahkota Emas 'Dinasti Silla' dari Korsel

CNN Indonesia
Rabu, 29 Okt 2025 21:00 WIB
Kunjungan kenegaraan ke Korsel, Presiden AS Trump dapat hadiah replika mahkota emas dari Dinasti Silla.
Presiden AS Donald Trump terima hadiah mahkota emas dalam kunjungan kenegaraan ke Korsel. Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Korea Selatan Lee Mae Jyung memberi hadiah replika mahkota Kerajaan Silla ke Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (29/10).

Bersamaan dengan pemberian hadiah itu, di Amerika Serikat warga justru menggelar demo kebijakan Trump dengan tajuk 'No Kings'.

Trump dan Lee bertemu di kota bersejarah Gyeongju pada Rabu (29/10) sebagai bagian trip Asia presiden AS itu. Lokasi ini juga jadi tempat gelaran konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hadiah ini replika mahkota emas terbesar dan termewah yang pernah ada [dari periode Silla]," kata Trump, dikutip AFP.

Dia lalu berujar, "[Ini melambangkan] hubungan ilahi antara kepemimpinan surgawi dan duniawi."

Kantor Kepresidenan Korsel menyatakan mahkota itu melambangkan perdamaian, koeksistensi, dan kesejahteraan bersama di Semenanjung Korea. Ketiga hal tersebut merupakan nilai-nilai yang mencerminkan era stabilitas panjang Dinasti Silla.

Tak cuma mendapat mahkota, Korsel juga memberi penghargaan Grand Order of Mugunghwa. Penghargaan ini merupakan simbol kemakmuran dan perdamaian.

Trump berharap penghargaan itu bisa membuat dia membawa perdamaian di Semenanjung. "Ini suatu kehormatan. Saya akan memakainya sekarang," ujar dia.

Trump adalah penggemar monarki dan sesuatu yang keemasan. Dia bahkan menghiasi Ruang Oval dengan keemasan.

Di luar soal pemberian mahkota ini, Amerika Serikat belakangan sedang bergejolak. Warga ramai-ramai turun ke jalan memprotes kebijakan Trump bertajuk "No Kings."

Mereka juga ingin melawan kekuasaan sewenang-wenang atau otoriter yang dijalankan Trump.

"Tak ada takhta. Tak ada mahkota. Tak ada raja. Pada 18 Oktober, jutaan orang dari kita bangkit untuk menunjukkan kepada dunia: Amerika tak punya raja dan kekuasaan ada di tangan rakyat," demikian pernyataan gerakan No Kings.

Sejak awal dilantik di periode kedua ini, Trump mengeluarkan serangkaian kebijakan yang tak pro rakyat dan diskriminatif.

Misalnya, penangkapan sewenang-wenang imigran ilegal, pengerahan garda nasional ke kota atau daerah-daerah, pengetatan kebijakan imigrasi, pemangkasan anggaran, hingga PHK massal.

No Kings, menurut situs itu, lebih dari sekadar slogan, tapi suara jutaan rakyat Amerika yang disampaikan melalui poster-poster dan nyanyian.

"Karena negara ini bukan milik raja, diktator, atau tiran. Negara ini milik Kita, Rakyat-rakyat yang peduli, yang hadir, dan mereka yang berjuang demi martabat, kehidupan yang layak, dan kesempatan nyata," demikian tulis No Kings.

"Tak ada takhta. Tak ada mahkota. Tak ada raja," lanjut tulisan tersebut.

(isa/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER