Militer Amerika Serikat pada Rabu (29/10) kembali melancarkan serangan terhadap sebuah kapal di wilayah timur Samudra Pasifik, yang diduga menyelundupkan narkoba.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengatakan serangan tersebut menewaskan empat orang. Hegseth mengeklaim serangan terhadap kapal di perairan internasional tersebut sejalan dengan operasi anti-narkoba pemerintah Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video yang diunggah bersama pernyataan Hegseth memperlihatkan sebuah kapal tampak berhenti di laut, sebelum terjadinya ledakan besar disusul kebakaran.
Namun, seperti pada video sebelumnya yang dirilis pemerintah AS, sebagian besar area dalam kapal tersebut disamarkan, sehingga tidak dipastikan jumlah orang yang berada di atas kapal.
"Kapal ini, seperti kapal lainnya, diketahui oleh intelijen AS terlibat dalam penyelundupan narkoba ilegal, sedang melintas di jalur yang terkenal dengan perdagangan gelap dan membawa barang terlarang," ujar Hegseth, dikutip AFP.
Meski demikian pemerintah AS belum memberikan bukti bahwa kapal yang menjadi sasaran tersebut benar-benar terlibat dalam perdagangan narkoba atau menimbulkan ancaman bagi AS.
Serangan terbaru ini terjadi dua hari setelah militer AS menggempur empat kapal lain di kawasan timur Pasifik. Insiden tersebut menewaskan 14 orang dan hanya satu orang selamat.
AS telah meminta bantuan kepada Meksiko untuk mengevakuasi korban selamat, namun Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengatakan bahwa upaya pencarian tidak berhasil.
AS sejauh ini telah mengerahkan tujuh kapal perang Angkatan Laut serta pesawat tempur siluman F-35 dan memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Gerald R. Ford ke wilayah tersebut.
Pemerintah Trump menyebut pengerahan pasukannya sebagai anti-narkoba, namun pemerintah Venezuela khawatir itu hanyalah kedok untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Tryump menuduh Maduro adalah gembong narkoba bahkan menjanjikan hadiah sebesar US$50 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro.
Namun Maduro membantah tuduhan Trump dan menegaskan tidak ada budidaya narkoba di Venezuela.
(rnp/dna)