Kronologi 'Perang' Zohran Mamdani hingga Donald Trump Melunak
Wali Kota terpilih New York City, Zohran Mamdani, berseteru dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump usai pemilihan umum (pemilu) rampung pada Selasa (4/11).
Dalam pidato perdana pasca memenangkan pemilu, Mamdani terang-terangan menantang Trump yang selama ini memojokkannya. Politikus berusia 34 tahun itu menyatakan Trump tak bisa mengusik ia dan New York City karena Trump mesti melewati seluruh masyarakat untuk bisa melakukannya.
"Dengarkan saya, Presiden Trump. Jika ingin mengusik salah satu dari kami, Anda harus melewati kami semua," ucapnya.
Sejak menjabat presiden AS, Trump telah meluncurkan serangkaian tindakan untuk mengusir imigran dari AS. Imigran di berbagai wilayah AS ditangkap, termasuk yang tinggal di New York.
New York sendiri merupakan kota dengan imigran terbanyak di Amerika Serikat. Karenanya, sebagian besar masyarakat New York menentang keras operasi imigrasi Trump.
"Jika ada yang bisa menunjukkan kepada bangsa yang dikhianati Donald Trump bagaimana cara mengalahkan dia, maka kota yang melahirkannya-lah yang bisa melakukannya," kata Mamdani.
"Dan jika ada cara untuk menakuti seorang diktator, yaitu dengan membongkar kondisi yang memungkinkannya mengumpulkan kekuasaan. Ini bukan hanya cara untuk menghentikan Trump, tetapi juga cara untuk menghentikan Trump berikutnya," lanjutnya, seperti dikutip Reuters.
Sebelum pemilu digelar, Trump telah berulang kali mengancam tak akan menggelontorkan dana federal untuk New York City apabila Mamdani wali kotanya. Trump juga terus mengatakan bahwa Mamdani komunis dan mendesak siapa pun untuk tidak memilihnya.
Trump bahkan menyebut kaum Yahudi AS bodoh karena memilih mendukung Mamdani.
Saat bicara di konferensi bisnis di Miami pasca pemilu, Trump berulang kali menyinggung Mamdani dan menggambarkan dia sebagai mimpi buruk yang ingin ia lawan kuat-kuat.
"Jika Anda ingin lihat apa yang ingin dilakukan oleh anggota Kongres dari Partai Demokrat terhadap Amerika, lihat saja hasil pemilu kemarin di New York, di mana partai mereka mengangkat seorang komunis sebagai wali kota di kota terbesar di negara ini," kata Trump, seperti dikutip The Associated Press (AP).
Meski begitu, pada akhirnya Trump melunak dengan perseteruan ini. Pada Rabu (5/11), ia mengisyaratkan akan bekerja sama dengan Mamdani walau mungkin hanya sedikit.
"Kami ingin New York sukses. Kami akan membantunya, mungkin sedikit," kata Trump.
(blq/dna)