Baku Tembak di Perbatasan Afghanistan dan Pakistan, 5 Tewas

CNN Indonesia
Jumat, 07 Nov 2025 04:50 WIB
Insiden baku tembak yang menewaskan lima orang ini bisa menghambat proses negosiasi gencatan senjata Afghanistan dan Pakistan.
Insiden baku tembak yang menewaskan lima orang ini bisa menghambat proses negosiasi gencatan senjata Afghanistan dan Pakistan. (AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah rawan konflik di perbatasan Afghanistan dan Pakistan kembali memanas usai lima orang tewas dan enam lainnya luka-luka dalam baku tembak yang terjadi pada Kamis (6/11). AFP menjelaskan informasi soal korban insiden ini dilaporkan seorang pejabat rumah sakit di distrik Spin Boldak, Kandahar, Afghanistan.

"lima orang tewas dalam insiden hari ini, empat perempuan dan satu laki-laki, dan enam lainnya luka-luka." kata pejabat tersebut yang meminta anonim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum ada laporan langsung mengenai korban dari pihak Pakistan. Namun kedua negara dengan cepat saling tuduh dalang baku tembak tersebut.

"Meskipun putaran ketiga negosiasi dengan pihak Pakistan telah dimulai di Istanbul, sayangnya, sore ini pasukan Pakistan kembali melepaskan tembakan ke Spin Boldak," kata juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid.

"Pasukan Emirat Islam, demi menghormati tim negosiasi dan mencegah jatuhnya korban sipil, sejauh ini tidak menunjukkan reaksi apa pun," tambah pejabat tersebut.

Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menyalahkan Afghanistan.

"Kami dengan tegas menolak klaim yang disebarkan oleh pihak Afghanistan," kata Kementerian Informasi Pakistan.

"Penembakan dimulai dari pihak Afghanistan, yang segera ditanggapi oleh pasukan keamanan kami secara terukur dan bertanggung jawab," ujar kementerian itu.

Peristiwa ini kemungkinan akan mempersulit negosiasi gencatan senjata kedua negara yang sedang berlangsung di Turki. Negosiasi ini bertujuan menyelesaikan gencatan senjata yang diharapkan bisa mengakhiri bentrokan mematikan antara kedua negara tetangga di Asia Selatan tersebut.

Masalah keamanan menjadi inti perselisihan Afghanistan dan Pakistan, dengan Islamabad menuduh Kabul melindungi kelompok-kelompok militan, khususnya Taliban Pakistan (TTP), yang melancarkan serangan di Pakistan. Pemerintah Taliban membantah tuduhan ini.

Negosiasi buntu

Hamdullah Fitrat, wakil juru bicara otoritas Taliban, mengatakan "kami tidak tahu alasan" penembakan oleh Pakistan, dan mengatakan kepada AFP bahwa perundingan di Turki sedang berlangsung.

"Pakistan menggunakan senjata ringan dan berat dan menargetkan wilayah sipil," kata seorang sumber militer Afghanistan yang berbicara dengan syarat anonim.

Ali Mohammed Haqmal, kepala departemen informasi Kandahar, mengatakan penembakan itu berlangsung singkat. Warga setempat mengatakan kepada AFP bahwa penembakan itu berlangsung 10-15 menit.

"Situasi terkendali berkat tindakan bertanggung jawab oleh pasukan Pakistan dan gencatan senjata tetap berlaku," kata Kementerian Informasi.

"Pakistan tetap berkomitmen pada dialog yang berkelanjutan dan mengharapkan timbal balik dari otoritas Afghanistan," tutur kementerian itu lagi.

Negosiasi di Istanbul menemui jalan buntu pekan lalu ketika harus menyelesaikan detail gencatan senjata. Masing-masing pihak menuduh pihak lain tidak bersedia bekerja sama.

Kedua belah pihak juga memperingatkan kemungkinan dimulainya kembali permusuhan jika gagal.

Turki, tuan rumah, mengatakan pada akhir perundingan pekan lalu bahwa kedua belah pihak telah sepakat membentuk mekanisme pemantauan dan verifikasi guna menjaga perdamaian dan menghukum para pelanggar.

Lima puluh warga sipil tewas dan 447 lainnya luka-luka di sisi perbatasan Afghanistan selama seminggu bentrokan pada Oktober, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setidaknya lima orang tewas dalam ledakan di Kabul.

Tentara Pakistan melaporkan 23 tentaranya tewas dan 29 lainnya luka-luka, tanpa menyebutkan korban sipil.

Pemerintah Taliban ingin kedaulatan teritorial Afghanistan dihormati.

Islamabad juga menuduh pemerintah Afghanistan bertindak dengan dukungan India, musuh bebuyutannya, di tengah hubungan yang semakin erat antara kedua negara ini.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER