Rusia Gempur Brutal Ibu Kota Ukraina, Incar Fasilitas Energi

CNN Indonesia
Jumat, 14 Nov 2025 12:57 WIB
Fasilitas energi dan infrastruktur sipil di ibu kota Kyiv, Ukraina, jadi sasaran serangan drone Rusia.
Drone Rusia serang ibu kota Kyiv Ukraina, target fasilitas energi. Foto: REUTERS/Thomas Peter
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia menggempur ibu kota Ukraina, Kyiv, habis-habisan dalam beberapa hari terakhir dengan menargetkan fasilitas energi dan infrastruktur sipil lain.

Wali Kota Kyiv, Vitaly Klitschko, mengatakan akibat serangan tersebut beberapa jaringan rusak. Sejumlah bangunan di distrik Desnyansky timur laut untuk sementara juga tak mendapat pasokan panas.

"Ini merupakan serangan musuh besar-besaran," kata Klitschko pada Kamis (14/11), dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas serangan intensif Rusia, setidaknya 11 orang terluka, lima di antaranya dirawat di rumah sakit, termasuk satu perempuan hamil dan laki-laki dalam kondisi serius.

Selain itu, Klitschko mengatakan pasokan air dan listrik juga terganggu.

Kepala administrasi militer kota Tymur Tkachenko mengatakan Rusia juga menyerang fasilitas sipil.

"Rusia menyerang gedung-gedung perumahan. Ada banyak gedung tinggi yang rusak di seluruh Kyiv, hampir di setiap distrik," kata Tkachenko.

Bangunan di delapan distrik di Kyiv terbakar atau terdampak imbas serangan. Kebakaran terjadi di atap gedung perumahan lima lantai di distrik Solomyansky.

Rentetan serangan itu terjadi saat sekutu Barat meningkatkan tekanan terhadap Rusia.

Pada Rabu, Kanada mengumumkan sanksi baru yang menargetkan pesawat nirawak, produksi energi Rusia, serta infrastruktur yang digunakan untuk meluncurkan serangan siber.

Para menteri luar negeri negara-negara G7 pada hari itu juga menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina dan menyuarakan dukungan "tak tergoyahkan" terhadap integritas teritorial negara itu.

Sementara itu, Komisi Eropa tengah mempertimbangkan untuk menggunakan sebagian aset Rusia yang dibekukan untuk memberi pinjaman ke Kyiv sebagai dukungan anggaran dan militer selama dua tahun ke depan.

Rusia dan Ukraina bertempur sejak Februari 2022. Komunitas internasional sudah sejak lama menyerukan gencatan senjata. Namun, seruan itu tak kunjung terlaksana.

Sejumlah negara juga sudah mengajukan proposal perdamaian tapi tak ada satupun yang diterima kedua pihak.

(isa/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER