Korut Marah AS-Korsel Bikin Kapal Selam Nuklir: Akan Picu Efek Domino!

CNN Indonesia
Rabu, 19 Nov 2025 09:15 WIB
Korea Utara mengecam kesepakatan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir. (Foto: AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korea Utara mengecam kesepakatan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Dalam komentar yang disiarkan media pemerintah pada Selasa (18/11), Pyongyang mengatakan perjanjian tersebut akan memicu "efek domino nuklir".

Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung pekan lalu mengumumkan pihaknya telah memperoleh "dukungan" dari AS untuk memperluas kewenangan dalam pengayaan uranium dan pemrosesan ulang bahan bakar nuklir bekas. Dukungan itu diutarakan ketika Presiden Donald Trump mengunjungi Seoul pada akhir Oktober lalu.

Dalam komentar pertama menanggapi kesepakatan itu, Korea Utara menyebut program kapal selam nuklir tersebut sebagai "upaya konfrontasi yang berbahaya".

Perjanjian ini merupakan "perkembangan serius yang mengacaukan situasi keamanan militer di kawasan Asia-Pasifik, melampaui Semenanjung Korea, dan menciptakan kondisi yang membuat pengendalian nuklir global mustahil dilakukan," demikian komentar yang disampaikan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), media corong pemerintah Korut.

Kepemilikan kapal selam nuklir oleh Korsel, tambah Pyongyang, "pasti akan memicu 'fenomena domino nuklir' di kawasan dan menyulut perlombaan senjata".

Dikutip AFP, Korut juga mengatakan "DPRK (nama resmi Korut) akan mengambil langkah-langkah balasan yang lebih sah dan realistis" karena "niat konfrontatif" dua negara tersebut.

Pada Oktober, media pemerintah Korea Utara menyatakan mereka telah melakukan uji coba kesembilan sekaligus terakhir dari sebuah mesin balistik. Ini mengindikasikan peluncuran penuh rudal antar-benua ICBM baru dapat dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

Komentar Korut tersebut muncul sehari setelah Seoul mengusulkan pembicaraan militer dengan Pyongyang guna mencegah bentrokan di perbatasan.

Presiden Lee juga menawarkan pembicaraan yang lebih luas dengan Korut tanpa prasyarat, sebuah perubahan tajam dari pendekatan keras yang diambil pendahulunya, Yeon Suk Yeol.

Namun, menanggapi komentar Pyongyang, kantor kepresidenan Korsel menegaskan negara itu "tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara, berbeda dengan apa yang disampaikan KCNA".

Kesepakatan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat bertujuan "melindungi negara dan memperkuat aliansi keamanan antara Korea dan Amerika Serikat", kata juru bicara kepresidenan Kang Yu-jung.

(rds/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK