Respons Zelensky soal Rencana Damai yang Diam-diam Digodok AS & Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2025 15:55 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebut akan kerja sama soal proposal damai yang digodok AS dan Rusia. Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) mengenai rencana untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

Dalam pernyataan di Telegram, Zelensky mengatakan ia dan tim akan bekerja sama dengan AS untuk membahas poin-poin rencana perdamaian yang telah diusulkan.

"Tim kami, baik Ukraina maupun AS, akan membahas poin-poin rencana untuk mengakhiri perang," kata Zelensky di Telegram, seperti dikutip Reuters.

"Kami siap bekerja sama secara konstruktif, jujur, dan cepat," lanjut Zelensky.

Pernyataan Zelensky ini dikeluarkan setelah ia bertemu dengan Sekretaris Angkatan Darat AS Daniel Driscoll di Kyiv pada Kamis (20/11). Media Axios sebelumnya melaporkan bahwa Driscoll bertemu Zelensky untuk menyampaikan 28 poin rencana perdamaian Rusia-Ukraina.

Kantor Zelensky mengonfirmasi telah menerima draf tersebut.

Meski begitu, kantor Zelensky tidak berkomentar langsung mengenai isi rencana 28 poin, yang dikabarkan disusun oleh AS dan Rusia. Draf rencana itu pun hingga kini belum resmi dirilis.

"Dalam beberapa hari mendatang, Presiden Ukraina berencana membahas bersama Presiden [AS Donald] Trump mengenai peluang diplomatik yang ada dan poin-poin yang diperlukan untuk mencapai perdamaian," demikian pernyataan kantor Zelensky.

Zelensky juga disebut telah "menguraikan prinsip-prinsip mendasar yang penting bagi rakyat" Ukraina.

Sejumlah media mengaku telah memperoleh draf 28 poin tersebut. Isi draf itu tampak sangat menguntungkan Rusia, dan sebaliknya amat merugikan Ukraina.

Dalam salah satu poin, disebutkan bahwa Ukraina harus menyerahkan seluruh wilayah Donbas dan senjata jenis tertentu ke Rusia.

Kyiv juga diminta mengurangi jumlah personel Angkatan Bersenjatanya menjadi sebanyak 600.000, dari yang sekarang berjumlah 800.000-850.000 personel.

Salah satu poin juga meminta agar Ukraina berjanji tidak akan bergabung dengan NATO, yang harus dicantumkan secara resmi dalam konstitusi. NATO juga harus mengundang-undangkan pernyataan yang menegaskan bahwa Ukraina tak akan pernah diterima dalam blok itu.

Rusia, pada bagiannya, akan diintegrasikan kembali ke dalam ekonomi global. Sanksi terhadap Moskow akan dicabut dan Moskow akan diundang gabung kembali dengan G8.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada Kamis malam bahwa rencana tersebut dikerjakan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff bersama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio selama sekitar satu bulan. Leavitt berujar Trump mendukung penuh rencana ini.

"Rencana ini disusun untuk mencerminkan realitas situasi setelah lima tahun perang yang menghancurkan, guna menemukan skenario terbaik yang saling menguntungkan di mana kedua belah pihak mendapat lebih dari yang seharusnya mereka berikan," ujarnya.

Uni Eropa menolak

Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussels sehari sebelumnya, diduga untuk membahas rencana susunan AS-Rusia ini. Mereka tidak secara gamblang mengomentari rencana ini, namun ada sinyal bahwa mereka menentang proposal tersebut.

"Rakyat Ukraina mau perdamaian. Perdamaian yang adil yang menghormati kedaulatan semua orang, perdamaian abadi yang tidak dapat diganggu gugat oleh agresi di masa mendatang," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

"Namun, perdamaian tidak boleh menjadi sebuah ketundukan," tegasnya.

(blq/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK