Trump Desak 6 Politikus Dipenjara Imbas Serukan Militer Tolak Perintah

CNN Indonesia
Minggu, 23 Nov 2025 18:10 WIB
Trump mendesak agar enam politikus Demokrat yang terlibat dalam video berisi ajakan kepada militer untuk menolak perintah ilegal dijebloskan ke penjara.
Trump mendesak agar enam politikus Demokrat yang terlibat dalam video berisi ajakan kepada militer untuk menolak perintah ilegal dijebloskan ke penjara. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan agar enam politikus Partai Demokrat yang terlibat dalam video berisi ajakan kepada perwira militer untuk menolak perintah ilegal, agar dijebloskan ke penjara.

Pernyataan pemimpin Partai Republik itu muncul sehari setelah ia menuduh para anggota Demokrat tersebut melakukan "tindakan hasutan yang dapat dihukum mati."

Dalam unggahan di media sosial pada Sabtu malam, Trump menulis dengan huruf kapital: "Pengkhianat yang menyuruh militer untuk menolak perintah saya seharusnya sudah di penjara sekarang, bukan berkeliaran di media palsu menjelaskan ucapan mereka itu boleh".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir AFP, Trump menyebut pesan anggota Partai Demokrat itu sebagai 'pengkhianatan di tingkat tertinggi' dan menegaskan tidak ada interpretasi lain atas apa yang mereka katakan.

Para politikus Demokrat mengecam keras komentar Trump itu. Mereka menyebutnya sebagai ancaman yang sangat keji terhadap enam senator dan anggota parlemen yang seluruhnya pernah bertugas di militer atau komunitas intelijen.

Video yang diunggah di media sosial pada Jumat lalu itu menyerukan kepada militer agar "menolak perintah ilegal." Video tersebut menampilkan enam anggota Demokrat: Mark Kelly (Arizona), Elissa Slotkin (Michigan), Jason Crow (Colorado), Chris Deluzio dan Chrissy Houlahan (Pennsylvania), serta Maggie Goodlander (New Hampshire).

Mereka tidak menjelaskan perintah apa yang dimaksud, tetapi Trump sebelumnya pernah memerintahkan Garda Nasional dikerahkan ke berbagai kota untuk meredam kerusuhan, meskipun banyak pejabat lokal menolak.

Selain itu, Trump juga memerintahkan serangan terhadap kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik, yang menewaskan lebih dari 80 orang dan dinilai ilegal oleh para ahli.

Trump sendiri pernah menyinggung hukuman mati dalam berbagai kesempatan sebelumnya. Pada 2023, mantan pejabat militer Mark Milley mengungkap bahwa ia diam-diam menghubungi rekannya di China setelah kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021 untuk menenangkan Beijing bahwa AS tetap stabil dan tidak berniat menyerang China.

Menanggapi hal itu, Trump menulis di media sosial: "Di masa lalu, hukumannya adalah MATI!".

(fby/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER