Menteri Intelijen Iran Esmail Khatib menyatakan ada upaya pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei oleh Amerika Serikat dan Israel.
Dalam pernyataan pada Sabtu (22/11), Khatib mengatakan "musuh-musuh" Iran mencoba menargetkan Khamenei, baik melalui upaya pembunuhan maupun agresi.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Harga 300 Kg Zamrud Presiden Madagaskar sampai Gibran di KTT G20 Afsel |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Musuh mencoba menargetkan kepemimpinan ... kadang melalui upaya pembunuhan dan melalui serangan permusuhan yang saat ini mungkin bahkan dilakukan dari dalam negeri," kata Khatib, seperti dikutip Iran International.
Khatib tidak merinci seperti apa upaya penargetan tersebut. Meski begitu, para pejabat senior Iran juga telah menyuarakan kekhawatiran serupa.
Pada 11 November lalu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa ia khawatir dengan keselamatan Khamenei saat perang dengan Israel meletus pada Juni lalu.
Pezeshkian saat itu mengatakan kepada parlemen bahwa kohesi dan stabilitas Iran bergantung pada keamanan Khamenei. Serangan terhadap Khamenei menurutnya dapat memicu bentrokan internal yang jauh lebih berbahaya ketimbang ancaman dari musuh eksternal mana pun.
Selama perang 12 hari, Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan ia tahu lokasi Khamenei bersembunyi. Namun, Trump mengaku tak mau membunuh Khamenei, setidaknya "untuk saat ini."
Menurut Khatib, musuh-musuh Iran saat ini telah beralih dari upaya menggulingkan sistem Iran ke upaya melemahkan dari dalam.
Ia berujar AS dan Israel telah mengubah strategi mereka "dari penggulingan dan disintegrasi menjadi penahanan melalui tekanan". Hal itu dilakukan lewat serangan siber, penyebaran disinformasi, dan meletuskan perpecahan sosial.
Khatib mengatakan upaya-upaya tersebut dimaksudkan untuk merusak kepercayaan publik dan memecah belah masyarakat.
"Siapa pun yang secara sadar atau tidak sadar berjalan di jalur ini, sedang melayani tujuan musuh," ujarnya.
Pada Juni, Iran dan Israel terlibat peperangan selama 12 hari. Kedua negara gencatan senjata pada 24 Juni setelah AS ikut menyerang situs-situs nuklir Iran. AS dan Israel mengancam akan melakukan serangan baru jika Teheran menghidupkan kembali program nuklirnya.
Pada Juli, Khamenei mengatakan bahwa serangan Israel selama perang ditujukan untuk melemahkan negara, menebar keresahan, dan mengajak orang "turun ke jalan untuk menggulingkan sistem."
(blq/rds)